Soloraya
Senin, 12 Oktober 2015 - 03:10 WIB

PENATAAN PKL : Diminta “Menyingkir” Sementara, PKL Solo Baru Pusing

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga mengayuh sepeda melewati lapak para pedagang kaki lima (PKL) di Jl. Ir. Soekarno, kawasan Solo Baru, Minggu (11/10/2015). Lahan yang dipakai PKL untuk berjualan terkena proyek pembangunan saluran drainase. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Penataan PKL dilakukan di Solo Baru. Pedagang diminta menyingkir sementara lantaran ada pembangunan saluran drainase.

Solopos.com, SUKOHARJO — Para pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jl. Ir. Soekarno dari Simpang Empat Pandawa sampai Jembatan Bacem, Solo Baru, Grogol, pusing mencari tempat berjualan. Mereka diminta pindah selama ada proyek pembangunan saluran drainase di kawasan itu.

Advertisement

Para PKL bingung lantaran tak banyak tempat di kawasan itu yang tidak terkena proyek pembangunan saluran drainase. Proyek pembangunan saluran drainase dikerjakan hingga pertengahan Desember 2015 sebagai bagian dari penataan kawasan Solo Baru yang dibiayai APBD 2015 senilai Rp9 miliar.

Pantauan Solopos.com, Minggu (11/10/2015), saluran drainase dibangun tepat di trotoar jalan baik di sisi utara maupun selatan jalan. Padahal, trotoar jalan itu menjadi lokasi PKL menjajakan kuliner pada malam hari.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Minggu (11/10/2015), saluran drainase dibangun tepat di trotoar jalan baik di sisi utara maupun selatan jalan. Padahal, trotoar jalan itu menjadi lokasi PKL menjajakan kuliner pada malam hari.

Salah seorang PKL di kawasan Solo Baru, Parjiman, mengaku bingung saat diminta mencari lokasi lain untuk berjualan. Apalagi, ia sudah mempunyai pelanggan setia.

Tak hanya itu, lokasi di sepanjang Jl. Ir. Soekarno sangat strategis lantaran berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan hotel. Dia khawatir kehilangan pelanggan jika pindah ke lokasi lain.

Advertisement

Camat Grogol, Agustinus Setiyono, mengatakan para PKL tetap bisa berjualan, namun harus mencari lokasi lain selama ada proyek pembangunan saluran drainase. Jumlah PKL di Simpang Empat Pandawa sampai Jembatan Bacem lebih dari 50 orang.

Mayoritas merupakan pedagang makanan dan minuman yang berjualan pada malam hari. “Pengerjaan proyek saluran drainase hanya sampai Desember. Mereka tetap bisa berjualan namun harus mencari lokasi lain yang tidak terkena proyek pembangunan saluran drainase,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu.

Menurut dia, genangan air di sepanjang Jl. Ir. Soekarno saat hujan lebat sangat parah. Ketinggian air bisa mencapai mata kaki orang dewasa. Kondisi ini sangat mengganggu para pengguna kendaraan bermotor yang melewati jalan itu.

Advertisement

Dampak lainnya, masyarakat yang hendak mencicipi makanan yang disajikan PKL akan kesulitan memarkir mobil. Genangan air memenuhi bahu jalan tepat di depan lapak PKL.

“Kondisinya hampir seperti sungai saat hujan turun dengan intensitas tinggi. Kasihan pengguna kendaraan bermotor yang lewat,” ujar Agustinus.

Dia telah menyosialisasikan perihal pembangunan saluran drainase itu kepada para PKL di Balai Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Jumat (8/10/2015) lalu. Pertemuan itu dihadiri perwakilan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sukoharjo, kontraktor proyek pembangunan saluran drainase, unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Grogol, dan para PKL.

Advertisement

Dalam pertemuan itu para PKL diminta bersabar lantaran pembangunan saluran drainase juga untuk kepentingan mereka. Setelah ada saluran drainase, tak ada lagi genangan air sehingga para PKL lebih nyaman berjualan.

 

 

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif