Soloraya
Minggu, 11 Oktober 2015 - 16:00 WIB

PENCABULAN WONOGIRI : Ssstt! Guru SMP di Selogiri Wonogiri Diduga Minta Siswa Pegang Kelamin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/www.stuff.co.nz)

Pencabulan di Wonogiri kali ini diduga melibatkan seorang guru.

Solopos.com, WONOGIRI — Belum reda ingatan masyarakat Wonogiri terhadap kasus pembunuhan disertai pencabulan terhadap siswa kelas III SD di Kecamatan Bulukerto, kini muncul kasus dugaan pencabulan yang dilakukan seorang guru SMP di Selogiri. Berdasarkan laporan, guru laki-laki itu diduga sering meminta siswanya memegang alat kelamin sang guru.

Advertisement

Kabar ini berasal dari salah satu orang tua siswa SMP tersebut. Melalui Blackberry Messenger (BBM) yang diterima Solopos.com, Sabtu (10/10/2015), orang tua siswa yang mengaku bernama Ana mengisahkan pada 8 Oktober anaknya pulang sekolah lebih awal. Anak lelakinya yang kini duduk di kelas VIII salah satu SMP Negeri di Selogiri, Wonogiri, ini pulang lebih awal karena sakit.

“Saya lihat anak murung sepulang sekolah lebih awal. Saya pun habis menghadiri acara di Slogohimo. Namun setelah kami tanya detail, anak saya bercerita bahwa dirinya bersama delapan siswa yang lain usai dipanggil guru dan ditanya perihal dugaan pencabulan oleh guru bernama Dyw. Anak saya membenarkan tindak dugaan pencabulan guru Dyw itu,” katanya.

Diceritakannya, guru berinisial Dyw itu sering meminta siswanya memegang alat kelaminnya. Siswa yang diminta melakukan itu tak hanya dua orang, tetapi sembilan siswa. Perbuatan guru Dyw itu sering dilakukan dan puncaknya terjadi pada 19 dan 20 September 2015 berbarengan dengan acara kemah pramuka sekolah.

Advertisement

“Aksi guru Dyw itu diketahui oleh salah seorang orangtua siswa dan sudah melaporkan ke sekolah tetapi tidak ada penyelesaian. Akhirnya saya melaporkan ke Disdik Wonogiri.”

Menurutnya, siswa yang menjadi korban guru Dyw adalah siswa kelas VII hingga kelas IX. Di antraranya, Uwi, Uam, Ena, Bal, Yag (semuanya siswa kelas VIII), Gpr, Nei, Ajr (siswa kelas IX), serta Nam (siswa kelas VII).

Setelah mendengar cerita anaknya, Ana bergegas ke Kantor Dinas Pendidikan Wonogiri untuk melaporkan perilaku guru Dyw itu. Di Disdik Wonogiri, kata Ana, dia tak bisa menemui pejabat teras dan hanya diterima oleh staf Disdik yang bernama Hartono.

Advertisement

Ana pun melaporkan tindak guru itu ke Dinas Pendidikan Wonogiri dan meminta agar guru berinisial Dyw itu dipindahkan dari tempatnya mengajar sekarang. Ana minta guru Dyw dipindahkan dari sekolah tempat mengajar sekarang. Tak hanya melapor ke Disdik, Ana juga melaporkan peristiwa itu ke instansi terkait.

Kapolres Wonogiri, AKBP Windro Akbar Panggabean melalui Kasat Reskrim Polres Wonogiri, AKP David Manurung, menyatakan sudah menerima surat pengaduan itu. “Surat aduan didalami oleh penyidik PPA [penyidik perempuan dan anak].”

Menurutnya, hasil pendalaman masih di tangan penyidik. Kasat Reskrim menjelaskan akan memrosesnya jika cukup bukti.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif