Jogja
Minggu, 11 Oktober 2015 - 00:20 WIB

PAMERAN DI JOGJA : Pameran Produk Ekspor di JEC Ditarget Transaksi Rp2,1 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi industri mebel. (Endang Muchtar/JIBI/Bisnis)

Pameran di Jogja yakni pameran produk Ekspor di JEC ditarget meraup transaksi Rp2,1 miliar

Harianjogja.com, BANTUL– Perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini tidak memupus digelarnya Pameran Produk Expor Daerah (PPED) DIY ke-20. Bahkan, target buyer tahun ini ditingkatkan hingga 20%.

Advertisement

Pelaksana tugas harian (Plh) Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, PPED diklaim mampu menggairahkan pertumbuhan ekonomi yang sedang lesu. Tak tanggung, Aji menargetkan kenaikan transaksi sebesar 20% dibandingkan tahun lalu.

Tahun lalu, total transaksi sebesar Rp1,8 miliar sehingga target pameran kali ini Rp2,1 miliar. Sebanyak Rp1,2 miliar datang dari buyer luar negeri, dan Rp600 juta dari dalam negeri.

Advertisement

Tahun lalu, total transaksi sebesar Rp1,8 miliar sehingga target pameran kali ini Rp2,1 miliar. Sebanyak Rp1,2 miliar datang dari buyer luar negeri, dan Rp600 juta dari dalam negeri.

“Kami berharap PPED tahun ini transaksinya minimal sama dengan tahun lalu. Target kami sendiri naik 20 persen dari PPED 2014. Setelah pameran tetap diharapkan transaksi bisnis terus berjalan, karena  harapannya produk ekspor ini akan menjadi perhatian dunia,” kata Aji usai membuka PPED 2015 tersebut di JEC, Jumat (9/10/2015).

Ajang promosi potensi produk unggulan DIY dan daerah tersebut digelar mulai 9-13 Oktober 2015. DIY sendiri, sambung dia, tidak hanya mengandalkan pariwisata dan kegiatan meeting, intensives, conferences and exhibition atau MICE. Tetapi juga, produk-produk kerajinan UKM.

Advertisement

Dalam kondisi saat ini, ujarnya, peningkatan volume ekspor perlu dilakukan disaat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Tahun ini, katanya, volume ekspor DIY tumbuh baik. Untuk negara-negara buyers lama juga bisa diintensifkan.

“Misalkan, ekspor Jerman sebelumnya mencapai US$11 juta diharapkan naik 20 persen menjadi US$15 juta. Di sini, kuncinya adalah inovasi dan kreativitas. Pemerintah akan terus memfasilitasi pemasaran produk UKM,” harapnya.

Sementara, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, HR Gonang Djuliastono menyampaikan salah satu langkah yang perlu dilakukan konsisten mengamati potensi ekonomi. Kadin sebagai induk organisasi usaha dan mitra pemerintah selalu mendorong percepatan ekonomi.

Advertisement

“DIY mempunyai produk unggulan potensi daerah, maka networking dan promosi produk tersebut harus senantiasa dilakukan agar lebih dikenal investor dari berbagai negara. Daya saing dan inovasi merupakan bekal utama bagi kelangsungan produk unggulan tersebut,” imbuh Gonang.

Adapun Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (Dekopinda), Agung Sudjatmiko menambahkan,  kerjasama seluruh pihak baik pemerintah, pelaku usaha, perbankan dan sebagainya inilah yang mampu menjadi lokomotif perekonomian daerah.

Koperasi yang siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ikut mendorong adanya suku bunga murah dikisaran 5-6% untuk membantu permodalan UMKM. “Imunitas gerakan koperasi dalam menghadapi MEA juga bisa memproteksi rakyat untuk gunakan produksi dalam negeri,” kata Agung.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif