Soloraya
Sabtu, 10 Oktober 2015 - 12:40 WIB

POLEMIK PG COLOMADU : Pemerintahan Mangkunagoro IV Jadi Zaman Pembangunan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pura Mangkunegaran (JIBI/Solopos/Dok.)

Polemik PG Colomadu, Mangkunagoro IV mengembangkan usaha setelah kesuksesan mendirikan PG Colomadu.

Solopos.com, SOLO--Yang Menjalankan Tugas Pengageng Mondropuro Mangkunegaran, M.Ng. Supriyanto Waluyo, mengatakan dari sepengetahuannya bekas PG Colomadu masih menjadi aset pemerintah.

Advertisement

“Kalau melihat sejarahnya itu [PG Colomadu] yang membangun Mangkunagoro IV. Setelah itu ada Haminte Kota Surakarta [pada 1947], aset yang dulunya milik Pura Mangkunegaran diminta pemerintah. Kalau tidak diserahkan, kami dicap pemberontak waktu itu. Setahu saya, sampai sekarang itu masih milik pemerintah,” katanya ketika berbincang dengan Solopos.com, Jumat (9/10/2015).

Sementara itu, berdasarkan penelusuran salinan Inventaris Mangkunagoro IV (1853-1881) yang disimpan di Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran, dijelaskan Pangeran Adipati Aryo Prabu Prangwadana ditetapkan sebagai K.G.P.A.A. Mangkunagoro IV pada 16 Agustus 1857.

Dalam arsip yang dibukukan pada 2002 itu disebutkan masa pemerintahan Mangkunagoro IV mencapai banyak kemajuan di bidang pemerintahan, ekonomi, dan kebudayaan.

Advertisement

Salah satu keberhasilannya bisa ditengok dengan pendirian sejumlah pabrik gula di wilayah kekuasaannya.

“Melihat keberhasilan Belanda yang banyak memperoleh keuntungan di bidang perkebunan, beliau mengikuti contoh tersebut untuk membuat Mangkunegaran kaya. Berbagai budi daya perkebunan seperti nila, ulat sutera, teh, sampai kina. Namun hasil yang paling memuaskan adalah gula dan kopi,” tulis arsip tersebut.

Dijelaskan dari hasil keuntungan perkebunan tersebut dibangun Pabrik Gula Colomadu pada 8 Desember 1861. Gelagat bisnis yang maju membuat usaha Mangkunagoro IV waktu itu dikembangkan dengan membuat pabrik gula yang lebih besar dan modern yang diberi nama Pabrik Gula Tasikmadu pada 11 Juni 1871.

Advertisement

Lebih lanjut dijelaskan, hasil keuntungan yang melimpah dari bisnis tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperluas Pendapa Ageng dengan hiasan lampu Kristal (1862) dan membangun Bangsal Tosan yang seluruh materialnya dipesan dari Jerman (1875), membangun taman dengan hiasan patung yang dipesan dari Eropa, pendirian Gedung Puwasana, Dirgasana, sampai Kavaleri.

“Dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan, masa pemerintahan Mangkunagoro IV disebut Zaman Pembangunan,” ulasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif