Sport
Sabtu, 10 Oktober 2015 - 20:30 WIB

PIALA PRESIDEN 2015 : Kans Solo Tipis Gelar Partai Puncak

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Piala presiden Logo (Twitter)

Piala Presiden 2015, Kemungkinan kecil Kota Solo jadi lokasi laga pemuncak.

Solopos.com, SOLO–Mahaka Sports and Entertainment selaku event organizer Piala Presiden memang belum memutuskan akan menggelar laga final di kota mana. Meski demikian, kans Kota Solo untuk menggelar partai puncak turnamen berhadiah total Rp26,5 miliar itu sangatlah kecil.

Advertisement

Keputusan ini ditegaskan Wakil Presiden Mahaka sekaligus Sekjen Piala Presiden, Cahyadi Wanda, saat sesi jumpa pers di Hotel Grand Setiakawan, Solo, Sabtu (10/10/2015). Cahyadi mengaku saat ini Mahaka selaku promotor Piala Presiden telah menetapkan dua opsi lokasi yang akan menjadi penyelenggaraan partai final, yakni Stadion I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, dan Stadion Gelora Utama Bung Karno (GUBK) Jakarta.

“Memang saat ini belum diputuskan. Kami baru akan memutuskan lokasi penyelenggaraan partai final Senin [12/10/2015] atau Selasa [13/10/2015] nanti. Kalau tidak di Jakarta, ya kemungkinan Bali. Kalau Solo sangat kecil kemungkinannya,” ujar Cahyadi.

Cahyadi mengaku Solo sebenarnya cukup layak menggelar laga final. Terlebih lagi, Panpel Lokal Kota Solo juga sudah berpengalaman menggelar partai-partai besar dan telah membuktikan kesiapannya dalam menyelenggarakan laga leg kedua semifinal Piala Presiden antara Sriwijaya FC dan Arema Cronus di Stadion Manahan, Minggu (11/10/2015).

Advertisement

Hanya bagi setiap tim, GUBK adalah tempat yang paling ideal karena merupakan stadion terbesar di Tanah Air dan berada di ibu kota. Kendati demikian, untuk memastikan hal itu pihaknya harus lebih dulu mendapat rekomendasi dari Polda Metro Jaya, selaku pihak keamanan, maupun Presiden Joko Widodo.

“Maka itu, Senin nanti kami akan menghadap ke Presiden dan Kapolda Metro Jaya untuk memastikan akan digelar di manakah laga final nanti digelar. Karena untuk memutuskan lokasi final tidak lah mudah dan harus mempertimbangkan segala aspek. Apalagi nanti ada empat tim yang berlaga, yang memperebutkan gelar juara 3 dan juga juara 1,” imbuh Cahyadi.

Pertimbangan keamanan memang menjadi prioritas seandainya laga final digelar di GUBK. Kondisi ini tak terlepas dari risiko kerusuhan antara suporter yang bisa ditimbulkan mengingat suporter salah satu semifinalis, Persib Bandung, dengan suporter tuan rumah, pendukung Persija Jakarta, Jakmania, tidak harmonis dan sering kali terlibat gesekan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif