Jateng
Sabtu, 10 Oktober 2015 - 05:50 WIB

PENGENTASAN KEMISKINAN : Wagub Jateng: Warga Miskin Dilibatkan Proyek Padat Karya

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan RTLH (JIBI/Harianjogja/Dok.)

Pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah salah satu caranya dengan pelibatan warga miskin dalam proyek padat karya.

Kanalsemarang.com, SEMARANG-Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko berpendapat bahwa masyarakat miskin perlu dilibatkan pada proyek padat karya sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus mengurangi angka kemiskinan di Jateng.

Advertisement

“Jika dilibatkan dalam pembangunan infrastruktur dari dana desa, saya kira ini solusi, mereka [masyarakat miskin] bisa bekerja dan punya penghasilan,” katanya di Semarang, Kamis (8/10/2015).

Heru mengungkapkan mayoritas masyarakat miskin itu rata-rata berpendidikan dan berpengetahuan rendah, mempunyai pekerjaan tidak tetap, berpenghasilan serta berdaya beli rendah, akses terhadap informasi dan pelayanan juga rendah sehingga kemampuan untuk mencukupi kebutuhan primer tidak bisa terpenuhi.

Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah memberikan lapangan kerja bagi masyarakat miskin sekaligus mengedukasi anak-anak dari keluarga miskin bahwa kepala keluarganya mendapat penghasilan dari bekerja, bukan sekadar dari bantuan.

Advertisement

“Untuk anak-anak keluarga miskin, didorong untuk berpendidikan minimal sekolah menengah kejuruan sehingga dapat mengurangi jumlah keluarga miskin yang bekerja di sektor informal,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, komitmen, kepedulian, dan keberpihakan dari seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.

Anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Muhammad Zen mengatakan bahwa kebijakan apapun yang dibuat pemerintah sudah seharusnya didorong untuk mengentaskan pengangguran dan kemiskinan.

Advertisement

Ia mencontohkan, di bidang pendidikan, Pemprov Jateng sudah lima tahun terakhir mencanangkan sebagai provinsi vokasi dan melalui pencanangan, lulusan SMK dititikberatkan mampu mengurangi kemiskinan dan bekerja di sektor formal.

“Angka pekerja yang masih di sektor informal di Jateng masih tinggi yakni mencapai 62 persen, artinya sektor informal sangat rentan dengan situasi dan keadaan ekonomi yang saat ini selalu berubah,” katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Jateng pada Maret 2015 meningkat sebanyak 15.210 jiwa dibandingkan jumlah pada September 2014.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif