Jogja
Sabtu, 10 Oktober 2015 - 01:20 WIB

DEMAM BERDARAH SLEMAN : Layani Pasien DB, PMI Gunakan Pengolah Trombosit

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas UDD PMI Sleman menunjukkan alat pengolah trombosit atau refrigerated centrifuge di ruang penyimpanan darah pekan lalu. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Demam berdarah Sleman coba diatasi dengan penggunaan alat pengolahan trombosit.

Harianjogja.com, SLEMAN – Palang Merah Indonesia (PMI) Sleman memaksimalkan penggunaan alat pengolahan trombosit atau refrigerated centrifuge untuk memberikan pelayanan bagi penderita demam berdarah. Meski demikian, permintaan trombosit saat kemarau cenderung rendah ketimbang musim hujan.

Advertisement

Petugas Unit Donor Darah (UDD) PMI Sleman Sutiman menjelaskan, alat pengolahan trombosit telah ada sekitar tiga tahunan silam. Alat ini mampu mengambil trombosit yang dipisahkan dari plasma darah segar pendonor. Alat itu sangat penting untuk memberikan pelayanan bagi pasien demam berdarah terutama yang trombositnya mengalami penurunan drastis.

“Rata-rata untuk menaikkan trombosit meminta kebutuhan tranfusi ke sini [PMI],” terangnya kepada Harianjogja.com pekan lalu.

Darah yang diolah untuk menghasilkan trombosit, lanjutnya, harus segar dan baru dari pendonor. Sehingga keluarga pasien seringkali membawa pendonor sendiri. Darah diambil dari pendonor lebih dahulu disimpan dalam sebuah kantong dua saluran. Jika akan diolah, kantong itu dimasukkan ke dalam mangkok centrifuge dalam lubang alat pengolah trombosit. Alat ini menyerupai mesin foto kopi dengan tombol digital dan pintu di bagian atas. Di bawah pintu itulah terdapat lubang dengan diameter sekitar 50 sentimeter, di dalamnya terdapat empat mangkok centrifuge yang bisa berputar secara bersama-sama.

Advertisement

Ia menambahkan, pengolahan dilakukan dengan menekan dua kali putaran agar mangkok tersebut berputar dengan kondisi pintu alat tertutup rapat. Putaran pertama dan kedua butuh waktu masing-masing 15 menit, sehingga dalam waktu 30 menit rata-rata sekitar 30 mililiter trombosit bisa dipisahkan dari tiap kantongnya plasma darah.

“Sudah digital ada petunjuknya kami tinggal menekan, selama 30 menit itu darah harus berputar,” ujarnya.

Setelah berhasil memisahkan, jelas dia, trombosit dimasukkan ke dalam sebuah alat bernama plasma ekstrator. Selama belum ditranfusikan, trombosit harus terus bergerak melalui gerakan plasma ekstrator yang dinyalakan dengan menekan tombol. “Trombosit maksimal empat hari, sampai empat hari belum dipakai ya selama itu pula plasma ekstrator hanya menyala bergerak,” tegasnya.

Advertisement

Sutiman menambahkan, untuk menaikkan trombosit tiap pasien DB membutuhkan 10 kantong darah yang rata-rata tiap kantong menghasilkan 30 mililiter trombosit. Permintaan itu akan meningkat minimal dari 10 pasien perbulan pada musim hujan. Saat kemarau permintaan trombosit cenderung turun di angka sekitar lima pasien. “Kami memaksimalkan alat ini agar selalu siap ketika ada warga yang butuh,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif