SOLOPOS.COM - ilustrasi
BUMD Karanganyar, ada empat yang memiliki performa tidak baik.
Solopos.com, KARANGANYAR–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar memberikan perhatian khusus kepada empat badan usaha milik daerah (BUMD) yang performanya dinilai tak baik. Empat BUMD yang performanya masih di bawah standar yaitu Apotek Sukowati, Bank Karanganyar, PD BPR BKK Karanganyar, dan PD BPR BKK Tasikmadu.
Penjelasan tersebut disampaikan Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (9/10/2015). “Saat ini ada empat BUMD yang performanya belum optimal, Apotek Sukowati dan tiga bank daerah. Non performing loan di tiga bank ini masih di atas 10 persen,” tutur dia.
Untuk Apotek Sukowati, Rohadi menilai sudah menunjukkan peningkatan. Apalagi bila Apotek Sukowati sudah bisa memperoleh pendapatan.
Sebelumnya, Rohadi mengatakan kondisi Apotek Sukowati sangat memprihatinkan. Kucuran dana penyertaan modal senilai Rp500 juta saat itu justru terus berkurang karena manajemen apotek mengalami kerugian.
“Kalau benar sekarang sudah bisa mendapatkan pendapatan ya artinya sudah membaik. Dulu itu kondisinya sangat parah,” kata dia.
Rohadi menyatakan akan memberikan waktu kepada pengelola Apotek Sukowati untuk meningkatkan performa. Harapan yang sama ditujukan kepada tiga bank milik daerah yang performanya tergolong belum sehat. Evaluasi kinerja terus dilakukan tiga bulan sekali untuk melihat perkembangan empat BUMD tersebut.
“Kami pantau terus melalui evaluasi tiga bulanan,” imbuh dia.
Khusus tiga bank, dia mengatakan batas maksimal NPL yaitu lima persen dari keseluruhan pinjaman.
Lebih jauh Rohadi mengatakan pendapatan asli daerah (PAD) tahun ini ditargetkan senilai Rp201 miliar. Jumlah tersebut naik signifikan dibandingkan realisasi PAD tahun lalu Rp181 miliar.