News
Sabtu, 10 Oktober 2015 - 17:00 WIB

BISNIS PROPERTI : Penyaluran KPR Naik 40%

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pameran produk properti. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Bisnis properti di Soloraya masih terkendala lahan, izin, dan infrastruktur.

Solopos.com, SOLO—Real Estat Indonesia (REI) Soloraya menrgetkan mampu menjual 500 unit rumah selama pameran Rumah Kita Rumah Subsidi dan Menengah di Atrium Solo Grand Mall (SGM) pada 9-21 Oktober. Pameran ini untuk menggenjot penjualan rumah murah dan mendukung program pemerintah, satu juta unit rumah.

Advertisement

Sekretaris REI Soloraya, Oma Nuryanto, mengatakan permintaan rumah murah cukup tinggi karena bermacam kemudahan yang ditawarkan. Namun dia berharap pemerintah dan instansi terkait mampu mendukung program tersebut dengan menyederhanakan proses perizinan dan pembangunan infrastruktur.

“Realisasi penjualan belum banyak karena terkendala lahan, izin, dan infrastruktur sehingga kami berharap ada dukungan dari permeintah dan instansi terkait untuk menyukseskan pembangunan rumah murah. Apalagi pembangunan properti ini juga dapat membantu pergerakan ekonomi masyarakat,” ujarnya di sela-sela pameran, Jumat (9/10/2015).

Selain itu, ketersediaan lahan juga berpengaruh terhadap ketersediaan rumah murah mengingat semakin sulit mencari tanah dengan harga murah. Branch Manager (BM) BTN Solo, Teguh Wahyudi, mengatakan pembiayaan rumah murah hingga September sebanyak 900 unit. Namun total pembiayaan teah mencapai 1.600 unit.

Advertisement

Dia mengatakan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada tahun ini naik 30%-40% jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh program pemerintah berupa uang muka satu persen dan suku bunga fix lima persen bagi PNS, TNI/Polri, dan anggota BPJS Ketenagakerjaan. Dia mengatakan saat ini sudah ada Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) sekitar 500 unit rumah yang siap akad dengan nilai sekitar Rp53 miliar. Dia menjelaskan 500 unit rumah tersebut saat ini masih menunggu penyelesaian pembangunan atau sertifikat rumah.

“Kebanyakan rumah yang dicari saat ini adalah rumah subsidi dan rumah menengah dengan harga dibawah Rp200 juta. Namun itu, [kredit tersebut] tidak hanya untuk rumah baru, tapi juga untuk rumah second atau pembangunan rumah,” terang Teguh.

Dia mengaku optimistis target penyaluran 2.000 unit hingga akhir tahun dapat tercapai. Apalagi kondisi ekonomi saat ini mulai membaik. Lebih lanjut, dia menyampaikan meski dana penyaluran fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari pemerintah telah terserap sepenuhnya. Namun penyaluran tetap berjalan normal. Apalagi BTN telah mendapat suntikan dana Rp10 triliun dari dana luar negeri sehingga bisa digunakan untuk back up dana KPR rumah subsidi.

Advertisement

Dia mengungkapkan tahun ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli rumah karena pada tahun depan dipastikan harga akan naik menjadi Rp116 juta untuk rumah subsidi. BM BTN Syariah, R.R. Anggarani, memprediksi penyaluran tahun depan bisa lebih baik karena tahun ini kebanyakan pengembang masih melakukan pembebasan lahan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif