Anak hilang Sleman yang duduga korban penganiayaan ditemukan di Selokan Mataram
Harianjogja.com, SLEMAN – Seorang anak di bawah umur MB, 5, ditemukan di kawasan Selokan Mataram, Caturtunggal, Depok, Sleman, Jumat (9/10/2015) sore. MB diduga menjadi korban penganiayaan orangtuanya dan enggan pulang ke rumah.
MB awalnya ditemukan warga di kawasan Selokan Mataram kemudian diserahkan ke petugas patroli Polsek Depok Barat. Di Mapolsek MB sempat tertidur di bangku. Masih mengenakan celana pendek warna abu-abu dengan garis lurus warna merah dan kaos biru dongker bercorak angry bird. Di dagu, bibir dan telinganya terdapat luka lebam yang diduga bekas penganiayaan.
Ia tampak trauma berat apalagi saat akan diminta pulang. MB menangis sekencang-kencangnya ketika petugas kepolisian akan memberitahukan kepada orangtuanya. Bocah lucu itu juga sempat berusaha kabur keluar dari ruangan Mapolsek. “Aku ndak mau pulang,” ucap MB dengan menangis pada Jumat (9/10/2015).
Petugas Polsek Depok Barat lalu mengendong MB untuk menenangkan, setelah menangis sekitar lima menit lalu terhenti karena petugas berjanji tak akan memanggil orangtuanya.
MB tergolong fasih menjawab semua pertanyaan meski pelan diduga karena trauma. Ia menceritakan ia melarikan diri dari rumah karena dipukuli orangtuanya pada Jumat (9/10/2015) sore. “Sering dipukuli, di dagu, bibir, telinga,” ujar dia.
MB tak tahu pasti alamat rumah tetapi hanya mengingat tempat tinggalnya di dekat kolam. Ia bersama ayah kandung berinisial SN dan ibunya, YN. Keduanya sering kerja hingga larut malam. Ditanya pekerjaan orangtuanya ia mengaku tidak tahu. Hingga Jumat malam masih di Mapolsek Depok Barat. Polisi masih mengumpulkan keterangan untuk mencari identitas MB.
Panit Reskrim Polsek Depok Barat Iptu Eko Udi menjelaskan, pihaknya menerima MB dari warga yang menemukan. Ia mengakui memang ada luka di bagian dagu dan bibir, tetapi terkait dugaan penganiayaan hal itu masih dalam penyelidikan. “Saat ini kami sedang mencari identitas anak tersebut. Terlihat seperti trauma tak mau dipulangkan,” kata dia.