Jogja
Jumat, 9 Oktober 2015 - 02:20 WIB

PERTANIAN BANTUL : Ulat Artona Serang Ribuan Pohon Kelapa

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu pemilik pohon kelapa di kawasan Dusun Greges, Desa Donotirto tengah memeriksa daun nyiur pohon kelapa miliknya yang terserang ulat Artona, Kamis (8/10/2015) sore. (JIBI/Harian Jogja/Arief Junianto)

Pertanian Bantul untuk kelapa mendapat serangan hama ulat.

Harianjogja.com, BANTUL-Lebih dari 2.000 pohon kelapa di kawasan Kecamatan Kretek terserang ulat Artona. Akibatnya, dalam waktu delapan bulan ke depan, suplai dari salah satu sentra kelapa di Bantul itu pun akan menurun drastis.

Advertisement

Sungatijan, Kepala Dusun Greges, Desa Donotirto mengakui, serangan ulat itu sudah berlangsung sejak lima bulan yang lalu. Kondisi terparah, diakuinya terjadi pada Agustus-September lalu. Ketika itu, daun di hampir 80% pohon kelapa yang ada di seluruh Kretek habis dimakan ulat yang termasuk dalam family zyganidae tersebut.

Lantaran pohon kelapa termasuk tanaman perkebunan yang jarang mendapatkan perawatan khusus, maka kebanyakan pemilik pohon pun sama sekali tak menyadari bahwa pohon mereka sudah terserang hama. Serangan itu baru mereka ketahui setelah helai daun di tiap nyiurnya mulai habis. Ditambah dengan banyaknya sisa kotoran ulat yang berjatuhan di sekitar pohon membuat mereka kian yakin bahwa pohon mereka telah terserang hama.

Advertisement

Lantaran pohon kelapa termasuk tanaman perkebunan yang jarang mendapatkan perawatan khusus, maka kebanyakan pemilik pohon pun sama sekali tak menyadari bahwa pohon mereka sudah terserang hama. Serangan itu baru mereka ketahui setelah helai daun di tiap nyiurnya mulai habis. Ditambah dengan banyaknya sisa kotoran ulat yang berjatuhan di sekitar pohon membuat mereka kian yakin bahwa pohon mereka telah terserang hama.

“Lagipula, yang terserang kebanyakan pohon kelapa yang tinggi saja. Jadi semakin susah mengawasinya,” ujar Sungatijan saat ditemui di kediamannya, Kamis (8/10/2015) siang.

Diakuinya, selama ini, kelapa memang menjadi penghasilan tambahan bagi warganya. Betapa tidak, dengan harga mencapai Rp2.000 per butir, satu pohon bisa menghasilkan 8-10 butir.

Advertisement

Akibat serangan ulat itu, ia memastikan pohon tak bisa berbuah. Kalaupun bisa berbuah, diakuinya, setiap pohon hanya bisa memunculkan sekitar 1-2 butir saja. Lebih lanjut, saat ini pemilik pohon memang masih bisa menikmati hasil panen periode buah sebelumnnya. Setidaknya hingga tiga bulan ke depan, masing-masing pemilik pohon masih dapat memanen buah yang tumbuh sebelum serangan hama ulat.

“Tapi setelah itu, pasti tidak akan bisa berbuah. Karena daunnya kan sudah habis semua,” tuturnya.

Terpisah, Sutiningsih, warga Desa Donotirto lainnya mengakui, serangan ulat itu adalah yang pertama kalinya sejak 10 tahun terakhir. Dikatakannya, serangan ulat memang pernah melanda pohon kelapa milik warga pada 2005 silam. Saat itu, pihak terkait sudah melakukan penyemprotan secara massal.

Advertisement

Itulah sebabnya, jika serangan kali ini tak segera ditangani, ia khawatir telur kupu yang menjadi cikal bakal ulat itu masih bersarang di pohon. Jika memang sarang itu masih ada, bisa dipastikan serangan hama ulat itu akan kian parah.

Terkait hal itu, Anggota DPRD Bantul Suradal yang juga merupakan salah satu warga Desa Donotirto mengaku sudah ada warganya yang melapor ke pihak penyuluh kecamatan. Namun jawaban yang diberikan tak memuaskan. “Katanya serangan ulat itu sudah biasa,” kata politisi dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) ini.

Itulah sebabnya, ia berharap pemerintah terkait bisa segera mengambil tindakan. Terlebih dengan kondisi perekonomian yang tengah melemah seperti saat ini, membuat warga memang sangat mengandalkan hasil penjualan kelapa itu. Dijelaskannya, setiap bulannya, setiap pemilik pohon bisa mendapatkan uang dari hasil menjual butiran kelapa hingga Rp500.000-Rp3juta.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Pertanian Bantul
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif