Jogja
Jumat, 9 Oktober 2015 - 11:20 WIB

KECELAKAAN SLEMAN : Pemeriksaan Sopir Pajero Gagal, Pelaku Dilaporkan Alami Tekanan Psikologi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mobil Mitshubishi Pajero nopol AP888AV terbalik di fly over Jombor Sleman. (Sumber : akun facebook "Daniel Lensa Polanjaya?" di grup "info cegatan jogja")

Kecelakaan Sleman di Jombor masih menunggu kesiapan sopir.

Harianjogja.com, SLEMAN-Dimintai konfirmasi terkait lemahnya posisi Pajero dalam lakalantas di Jombor pekan lalu,, Kasat Lantas Polres Sleman AKP Yugi Bayu Hindarto belum berani mengiyakan hal tersebut.

Advertisement

Dengan alasan agar proses penyidikan tidak berat sebelah di mata publik. Mengingat pengemudi hingga saat ini belum berhasil diperiksa penyidik.

“Soal itu [posisi lemah] pasti nanti saya sampaikan setelah memeriksa pengemudinya,” ungkap dia, Kamis (8/10/2015).

Keputusan posisi lemah ini menjadi sangat penting, karena akan menjadi dasar utama dalam menetapkan Mahendranata sebagai tersangka atas tewasnya pemilik warung Gudeg Yu Yam itu, di luar sejumlah bukti material pendukung lain.

Advertisement

“Tapi pengemudi harus diperiksa dulu,” ujarnya.

Pemeriksaan Mahendranata gagal dilakukan meski telah dijadwalkan Selasa (6/10/2015). Kegagalan itu terjadi karena pihak tim psikologi yang melakukan tes kejiwaan terhadap Mahendra belum memberikan lampu hijau pemeriksaan. Dengan alasan Mahendra masih mengalami tekanan psikologi atau belum stabil meski kesehatan fisik paska-operasi tangan kanan yang retak cenderung membaik.

Yugi tidak bisa memberikan kepastian waktu diperiksanya Mahendra karena menunggu rekomendasi dari tim psikologi yang menguji kejiwaan. Tim itu, kata dia, di luar personel Satlantas Polres Sleman, tetapi dari pihak psikiater RS Bhayangkara.

Advertisement

“Kalau tim itu memberi rekomendasi bahwa kondisi psikologinya sudah stabil langsung kami periksa. Kami juga ingin kasus ini segera selesai,” tegasnya.

Soal kemungkinan adanya riwayat Mahendra sebagai pengguna narkoba beberapa tahun silam, kata dia, tidak sepenuhnya bisa dikaitkan dengan kecelakaan yang terjadi. Alasannya, paska-kejadian tes urine langsung dilakukan dan hasilnya dari berbagai indikator mulai dari psikotropika dan narkotika seluruhnya negatif. Tetapi sebelumnya ia menemukan adanya fakta 400 miligram alkohol dalam kandungan darah dokter belum memiliki izin praktek itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif