News
Jumat, 9 Oktober 2015 - 19:30 WIB

KABUT ASAP : Menkes: Biaya Pengobatan Penyakit Kabut Asap Gratis

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kabut asap pekat menyelimuti Kota Palembang, Sumsel. Rabu (30/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Nova Wahyudi)

Kabut asap membuat masyarakat terdampak menderita berbagai penyakit pernapasan. Pemerintah menggratiskan biaya pengobatan.

Solopos.com, KAMPAR — Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya pengobatan penyakit yang diakibatkan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan. Menteri Nila mengatakan masyarakat bisa menggunakan program BPJS Kesehatan dan mendapatkan fasilitas pengobatan gratis jika menggunakan kartu Indonesia Sehat (KIS).

Advertisement

“Pengobatan penyakit akibat kabut asap itu gratis. Jadi, kalau ada yang tidak gratis, silahkan dilaporkan,” kata Menteri Nila saat sosialisasi KIS di Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar, Riau, mendampingi Presiden RI Joko Widodo, Jumat (9/10/2015).

Nila F. Moeloek menjelaskan jumlah penderita penyakit yang diakibatkan dari kabut asap terus bertambah. Seperti di Kecamatan Kuok, Kampar. Penderita sudah mencapai 20 orang perhari dari sebelumnya, hanya lima orang penderita perhari.

“Bahkan ada beberapa yang dirujuk ke rumah sakit. Tapi, banyak penderita yang hanya dirawat di rumah,” kata Nila. Nila menjelaskan pencegahan bisa dilakukan dengan memakai masker agar tenggorokan dan paru-paru tetap terjaga. Menteri mengatakan besaran polutan mencapai 10 mikron.

Advertisement

“Masker ini, bisa apa saja, bisa juga dari kain,” katanya menghimbau warga tetap menggunakan masker di saat kabut asap. Kini, Provinsi Riau tengah memfokuskan penanganan penyakit yang berdampak dari kabut asap. Pemerintah juga menggratiskan pengobatan. Pemerintah Kota Pekanbaru juga membuat posko evakuasi bayi.

Hingga kini, sebanyak 54.135 warga Riau terjangkit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat kabut asap. selain otu, warga yang terkena iritasi mata sebanyak 2.753 jiwa, penyakit asma 2.064 jiwa, pnemumonia tercatat 769 jiwa.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Andra Sjafril mengatajan warga juga banyak yang menanyakan mengenai penggunaan oksigen tambahan. Menurut dia, oksigen tambahan itu dibutuhkan pada kondisi khusus dimana mereka yang punya kondisi khusus seperti penyakit jantung, kemudian asma yang ternyata mengalami gangguan sistem pernafasan.

Advertisement

“Di sini kita memakai perhitungan yang namanya kosentrasi oksigen dalam darah yang ada batasnya. Apabila di bawah 100 baru diberikan oksigen tambahan. Bisa juga menggunakan oksigen portabale jika diperlukan,” jelasnya.

Andra mengatakan banyak juga masyarakat yang mempertanyakan tentang penggunaan masker. Menurut dia, jika ISPU sudah menunjukan level tidak sehat atau partikulat berada pada angka 100 psi-200 psi dianjurkan pakai masker bedah atau kain. Namun, jika ISPU sudah di atas 200 maka gunakan masker yang memiliki filter atau tipe N95.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif