Soloraya
Jumat, 9 Oktober 2015 - 11:55 WIB

HIV/AIDS : 10 Tahun, 79 ODHA di Boyolali Meninggal Dunia

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (channelstv.com)

HIV/AIDS di Boyolali mendapatkan sorotan karena ada 79 ODHA tewas periode 2005-2015.

Solopos.com, BOYOLALI – Sebanyak 79 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Boyolali meninggal dunia sepanjang kurun waktu 2005-2015.

Advertisement

Banyaknya ODHA yang meninggal dunia itu mendapatkan sorotan dari Divisi Kesehatan Masyarakat, Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (Spek-HAM) Boyolali.

Petugas Lapangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Spek-HAM Boyolali, Ardi, mengatakan data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Boyolali, jumlah kasus ODHA 2014 sebanyak 203 orang. Sementara data tahun ini sampai September ada 270 kasus. ODHA meninggal dunia dari data 2005-2015 sebanyak 79 orang.

Advertisement

Petugas Lapangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Spek-HAM Boyolali, Ardi, mengatakan data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Boyolali, jumlah kasus ODHA 2014 sebanyak 203 orang. Sementara data tahun ini sampai September ada 270 kasus. ODHA meninggal dunia dari data 2005-2015 sebanyak 79 orang.

“Kasus ODHA Boyolali bulan Juni kami mencatat ada sebanyak 253 orang. Sekarang melonjak menjadi 270 orang,” ujar Ardi saat ditemui di sela kegiatan pemeriksaan kesehatan reproduksi di Kantor Desa Bangak, Banyudono, Boyolali, Kamis (8/10/2015).

Ardi mengatakan sebagian besar ODHA yang meninggal dunia di Boyolali umurnya 24-40 tahun. Penularan penyakit itu disebabkan banyak faktor di antaranya tertular dari orang tua, daerah perantauan, dan akibat sering jajan di jalan atau berhubungan badan dengan bebas.

Advertisement

Menurut dia, dari 270 kasus HIV/AIDS Boyolali, sebanyak 106 orang adalah perempuan. Banyaknya jumlah kasus dan meninggal dunia harus dilakukan langkah cepat agar penyakit ini tidak menyebar.

Sosialisasi, kata dia, sangat penting dilakukan karena tidak banyak yang tahu soal deteksi dini penyakit HIV/AIDS khususnya orang dari desa.

Ia berharap Pemkab bergerak cepat melakukan pencegahan penyakit mematikan itu dengan menggelar sosialisasi dari desa sampai ke tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).

Advertisement

Sementara itu, Koordinator Lapangan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Spek-Ham Boyolali, Soepadmin, mengatakan rendahnya kepedulian Pemkab terhadap kesehatan perempuan menjadi sorotan Spek-Ham.

Selain itu, dari hasil penyuluhan di lapangan masih banyak ditemukan perempuan takut dan malu penyakitnya diketahui orang lain.

“Kami menggelar pemeriksaan kesehatan reproduksi agar tidak tertular penyakit mematikan. Ada sebanyak 50 perempuan yang diperiksa,” kata dia.

Advertisement

Padmin menjelaskan ada tiga jenis klinik pemeriksaan yang ditawarkan Spek-Ham kepada ibu-ibu di desa yakni Voluntary Counseling Tes (VCT), Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA), dan Infeksi menular seksual (IMS).

Maraknya kasus HIV/AIDS di Boyolali menjadikan alasan utama Spek-Ham melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi di desa.

Sementara itu, salah seorang bidan desa, Rintik Agustin, mengatakan 2013 di Desa Bangak pernah ditemukan satu orang ODHA meninggal dunia. Penularannya disebebkan karena tertular saat merantau di Jakarta.

Advertisement
Kata Kunci : HIV/AIDS Odha Di Boyolali
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif