Jogja
Jumat, 9 Oktober 2015 - 16:20 WIB

HARGA BBM : Harga Solar Turun, Bagaimana Tarif Angkutan?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Harga BBM turun untuk jenis solar, namun tarif angkutan tidak mengikutinya

Harianjogja.com, JOGJA- Pertamina belum dapat memastikan kapan penurunan harga solar dapat direalisasikan di DIY. Sementara, Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) keberatan atas keputusan pemerintah menurunkan harga solar.

Advertisement

Ketua Organda DIY, Agus Andriyanto menyampaikan, pihaknya melalui Organda pusat telah menyampaikan keberatan terkait perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) kepada pemerintah pusat. Jika perubahan harga solar kurang dari Rp1.000 per liter, katanya, Organda tidak akan melalukan revisi tarif angkutan umum.

“Kami masih memakai dan menerapkan tarif angkutan umum yang sama. Kecuali, jika harga solar berubah minimal Rp1.000 per liter,” tandasnya, saat dihubungi Kamis (8/10/2015).

Pemilik PO Langen Mulyo ini menjelaskan, keengganan pemilik transportasi umum menurunkan tarif angkutan bukan tanpa alasan. Saat ini, katanya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih tinggi. Meskipun saat ini harga jual rupiah atas dolar menguat, dari Rp14.000 menjadi Rp13.800. Namun penguatan tersebut masih belum berdampak pada penurunan harga suku cadang.

Advertisement

“Tingginya nilai tukar dolar saat ini berdampak pada naiknya harga suku cadang kendaraan bermotor. Jadi percuma kalau harga BBM turun, tetapi harga suku cadangnya masih tinggi. Sebab, harga sparepart juga masuk dalam komponen perubahan tarif angkutan umum,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah mengumumkan perubahan harga BBM bersubsidi jenis solar. Harga solar turun Rp200 per liter, dari Rp6.900 menjadi Rp6.700 per liter. Sementara, harga BBM jenis lainnya masih tetap atau tidak mengalami penurunan harga. Sayangnya, hingga kini penerapan penurunan harga untuk solar belum bisa dipastikan.

“Kami masih menunggu info dari pemerintah. Yang jelas, kami stand by untuk implementasinya, termasuk nanti informasi ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU),” kata Marketing Branch Manager Pertamina DIY- Surakarta, Freddy Anwar.

Advertisement

Dia menjelaskan, kewenangan perubahan harga BBM bersubsidi berada di tangan pemerintah. Pertamina hanya bersiap dan menunggu instruksi pusat terkait tanggal penerapan harga solar yang baru tersebut. Konsumsi solar di DIY sendiri relatif kecil dikisaran 350 Kilo Liter (KL) per hari. Konsumsi penyaluran solar harian tahun ini turun 8% dibandingkan rata-rata harian selama 2014.

“Konsumsi BBM di DIY masih didominasi premium, mencapai 1.400 KL per hari, baru kemudian solar kemudian Pertamax dan Pertalite,” imbuhnya.

Menurut Freddy, jika harga solar turun, logikanya tarif angkutan umum ataupun industri kecil yang menggunakan solar akan menurunkan harganya. Hanya saja, harga spareparts atau suku cadang kendaraan tidak otomatis langsung  turun.

“Dampaknya, tarif angkutan umum tidak serta merta ikut turun. Solar memang komponen utama dalam perhitungan taridf angkutan umum. Tetapi ada komponen lainya yang juga berperan seperti suku cadang dan sebagainya,” kata Freddy.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif