News
Kamis, 8 Oktober 2015 - 16:32 WIB

KURS RUPIAH : Cadangan Devisa Menipis, Rupiah Melemah Lagi Hingga 66 Poin

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah kembali melemah setelah menguat selama tiga hari.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah hari ini, Kamis (8/10/2015), kembali berakhir melemah 66 poin (0,48%) ke level Rp13.887/dolar AS. Pelemahan ini terjadi sejalan dengan mayoritas nilai tukar Asia terhadap dolar AS, menjelang dirilisnya hasil rapat the Fed (Federal Open Market Committee FOMC meeting).

Advertisement

Bloomberg Dollar Index mengemukakan saat dibuka hari ini, Kamis (8/10/2015) rupiah melemah 29 poin atau 0,21% ke Rp13.850/US$. Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini dibayang isi FOMC meeting yang dirilis besok.

“Paket kebijakan ekonomi III yang datang sore kemarin berpeluang menambah sentimen positif untuk rupiah, walaupun sentimen negatif dipastikan datang dari penurunan drastis cadangan devisa serta rilis FOMC meeting dini hari esok,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (8/10/2015).

Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado Provinsi Sulawesi Utara Agus Tony Poputra menyatakan posisi rupiah masih rentan, setelah kemarin menguat signifikan. “Ini disebabkan penguatan tersebut berasal dari faktor-faktor yang berefek sementara terhadap penguatan rupiah,” kata Agus seperti dikutip dari Antara, Kamis.

Advertisement

Dia mengatakan faktor pertama, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat belum sesuai dengan harapan. Jika ekonomi AS kemudian tumbuh sesuai harapan, akan menekan rupiah.

Faktor kedua, katanya, sentimen positif pasar terhadap paket kebijakan ekonomi. Namun, katanya, bila pemerintah terlalu jor-joran dalam merilis paket kebijakan ekonomi untuk mengendalikan rupiah, maka ke depan Indonesia akan kehabisan peluru bila menghadapi situasi serupa dan dapat memberikan efek terbalik jika paket tersebut tidak jalan.

Selain itu, katanya, apabila paket-paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan lebih banyak dimanfaatkan oleh asing maka dalam jangka panjang perekonomian, Indonesia semakin ’terjajah’ hingga semakin mereduksi kemandirian ekonomi bangsa.

Advertisement

Faktor ketiga, intervensi Bank Indonesia di pasar spot valas. Intervensi ini cenderung merupakan tindakan reaktif, bukannya preventif. “Ini membuat Bank Indonesia terpaksa mengeluarkan cadangan devisa ekstra untuk menahan laju pelemahan rupiah bila pasar valas bergejolak. Akibatnya cadangan devisa Bank Indonesia dapat tergerus lebih jauh,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif