Jogja
Kamis, 8 Oktober 2015 - 20:20 WIB

KEBAKARAN GUNUNGKIDUL : Seperti Ini Kisah Kebakaran Misterius di Rumah Ladino

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di halaman rumah Ladino di Dusun Kwangen, Pacarejo, Semanu Gunungkidul. (Harian Jogja/Uli Febriarni)

Kebakaran Gunungkidul di Rumah Ladino terjadi secara misterius

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Kebakaran misterius yang masih terjadi di kediaman Ladino dan keluarga, dinilai menjadi salah satu cara Tuhan untuk membawa keluarga tersebut meningkatkan kadar keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Advertisement

Ladino, saat ditemui di kediamannya, lebih banyak diam dan sesekali menyunggingkan senyum. Selebihnya hanya ekspresi datar dan kelihatan pasrah, bahkan ketika Harian Jogja berniat untuk meminta sedikit statement ia hanya berucap singkat.

“Kalau saya, sudah ya,” tuturnya, Rabu (7/10/2015).

Advertisement

“Kalau saya, sudah ya,” tuturnya, Rabu (7/10/2015).

Kemudian, Tugiyah sang istri, juga hanya sedikit saja menyatakan bahwa kini keluarga bisa lebih tenang dibanding sebelumnya. Dan bisa menerima kejadian ini dengan lebih banyak berdoa dan beribadah bersama-sama.

Rumah Ladino, kini dipenuhi kaligrafi bertuliskan huruf arab. Baik berisikan sebuah ayat, maupun lafal Allah. Bukan hanya itu, perubahan juga nampak begitu jelas. Rumah yang sebelumnya kosong, kini sedikit demi sedikit sudah berisikan perabotan. Keluarga juga sudah tidur di dalam rumah sejak Sabtu (3/10/2015).

Advertisement

Pasalnya, tidak sedikit pengunjung yang ternyata membawa sejumlah barang yang dianggap memperkeruh kondisi rumah. Barang-barang yang dimaksud seperti telur angsa busuk, kemenyan, dupa, garam dan minyak wangi.

Kebakaran misterius tanpa penyebab jelas itu menimpa lima Kepala Keluarga (KK), empat KK ini di antaranya yakni Ladino, Tukijem, Jumiran, Pardal. Sementara satu KK yang lain, yaitu Sukirah, yang memiliki rumah berjarak sekitar 50 meter dari rumah Ladino, adalah tetangga mereka. Yang karena penyebab khusus, akhirnya terkena dampaknya, yaitu beberapa perabotan ikut terbakar.

Salah satu ‘pendamping keluarga’, Yayuk menjelaskan, bahwa ia berharap bagi para pengunjung yang datang, benar-benar diminta jangan membawa benda-benda seperti kemenyan, dupa, bunga, garam, minyak wangi atau hal lainnya yang bisa menjadi memperkuat kondisi mistis di rumah tersebut.

Advertisement

“Ada banyak orang yang datang kemari, baik karena memiliki kemampuan atau sekedar mencoba-coba, untuk saat ini kami rasa sudah dicukupkan saja, kami tidak akan mengizinkan lagi. Tapi kalau ada pihak yang datang bermaksud mendoakan rumah ini, silakan saja mendoakan, namun tetap berkoordinasi dengan kami, dan kami mohon jangan membawa diri beserta kesombongan,” pinta Yayuk.

Bukan tanpa alasan, karena pada Minggu (4/10/2015) sempat datang seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah dan mengatakan akan berdoa untuk rumah tersebut, namun usai berdoa, ia sesumbar.

“‘Saya yakin setelah hari ini kalau sudah dilakukan doa dan ritual pengembalian makhluk ke pusatnya, kejadian benda terbakar tidak terjadi lagi’,” ungkap Yayuk meniru kalimat orang tersebut.

Advertisement

Namun nyatanya, pada Selasa (6/10/2015) dan Rabu, kembali ada benda terbakar di sana. Yang bersangkutan pada Rabu pagi juga datang dan mengaku bahwa apa yang sudah ia yakini adalah salah.

Yayuk juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu takut dan melihat kondisi ini sebagai sebuah kehebohan. Anggaplah sebagai bentuk peringatan dari Tuhan agar kita lebih mendekatkan diri kepadaNya.

Salah satu pendamping keluarga selain Yayuk, yakni Martun menegaskan bahwa setiap orang yang berdoa untuk rumah tersebut amat dimohonkan untuk tidak sombong dan takabur. Bahkan ia sendiri merasa bersusah-payah menghindarkan diri dari sikap sombong. Karena meskipun ia dan rekan-rekannya terus berdoa untuk rumah tersebut, kuasa untuk menyelesaikan apa yang terjadi di rumah, ada pada Tuhan Yang Maha Esa.

“Namun marilah kita jangan terlalu menekankan persoalan ini pada mistis semata, melainkan jadikan ini sebagai media Tuhan untuk menguji keimanan kita sebagai manusia. Banyak dari kita lupa, kita masih memiliki musuh penggoda iman kita, yang menyesatkan kita, apa yang terjadi di rumah ini kita jadikan pelajaran untuk semakin memperbaiki ibadah kita supaya semakin dekat kepada Tuhan,” urainya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif