Teknologi
Rabu, 7 Oktober 2015 - 02:10 WIB

TEKNOLOGI TERBARU : Ilmuwan Temukan Implan untuk Penderita Alzheimer

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi potongan otak yang menunjukkan serangan alzheimer (Dailymail.com)

Teknologi terbaru dikembangkan ilmuwan AS untuk menciptakan ingatan baru untuk penderita Alzheimer.

Solopos.com, SOLO – Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) Amerika Serikat (AS) tengah mengembangkan implan agar otak yang rusak dapat menciptakan ingatan baru. Suatu hari nanti, penderita Alzheimer atau seseorang yang mengalami kerusakan otak tak perlu khawatir kehilangan diri mereka.

Advertisement

Dilansir Geek.com, Kamis (1/10/2015), para peneliti di DARPA menciptakan sebuah prostetik menggunakan array elektroda yang ditanamkan ke otak. Alat tersebut berfungsi membantu menerjemahkan kenangan jangka pendek menjadi kenangan jangka panjang. Di pusat perangkat terdapat rumus algoritma yang menerjemahkan sinyal-sinyal elektrik dan menduplikasinya.

Kendati demikian, meski komputer dapat meniru sinyal elektrik dari kenangan tersebut bukan berarti perangkat mampu membacanya. Hal tersebut diungkap pemimpin proyek penelitian, Ted Berger, dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.

“Perangkat tersebut jika diibaratkan mampu menerjemahkan bahasa Spanyol ke bahasa Prancis, tanpa bisa memahami bahasa tersebut dengan baik. Jadi, kenangan tersebut bakal terenkripsi dengan baik,” jelas dia.

Advertisement

Proses menyimpan kenangan seperti sebuah permainan rumit telepon di dalam otak. Sinyal menjadi re-encoded beberapa kali selama waktu tertentu sebelum mereka mencapai penyimpanan memori jangka panjang. Para peneliti percaya mereka dapat menggunakan algoritma untuk memotong jalan melewati bagian otak yang rusak untuk mendapatkan sinyal dari jangka pendek ke pusat memori jangka panjang.

Kendati teknologi tersebut belum pernah terdengar sebelumnya, namun beberapa penemuan terakhir membuktikan sebaliknya. Dalam studi belum lama ini, temuan tersebut telah membantu pasien yang menderita cedera tulang belakang. Pasien itu selama lima tahun lebih tak bisa berjalan. Usai memasang perangkat, dia dapat melangkahkan kaki untuk kali pertama.

Tapi, kunci menguasai alur penyimpanan kenangan dibutuhkan kemampuan rumus algoritma yang mumpuni. Para peneliti mengatakan mereka telah berpindah dari menerjemahkan sinyal elektrik pada hewan ke rumus algoritma untuk manusia. Studi terbaru melibatkan sembilan pasien epilepsi. Para peneliti menggunakan elektroda yang ditanamkan ke dalam bagian otak yang berfungsi mengontrol memori yakni, hippocampus.

Advertisement

Para peneliti meminta partisipan melakukan tugas-tugas sederhana, sambil membaca sinyal input dan output elektrik yang dihasilkan. Penelitian tersebut memungkinkan peneliti menyempurnakan algoritma ke titik prediksi bagaimana sinyal dapat diterjemahkan dengan akurasi 90 persen. Langkah berikutnya adalah melihat apakah rumus algoritma tersebut dapat membantu menerjemahkan sinyal-sinyal elektrik menjadi kenangan jangka panjang bagi pasien dengan kerusakan hippocampus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif