News
Rabu, 7 Oktober 2015 - 10:30 WIB

PESAWAT AVIASTAR HILANG : Jenazah Hangus, Tim DVI Kesulitan Identifikasi Korban Aviastar

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Dokpol memindahkan peti jenazah korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM untuk proses identifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (6/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Dewi Fajriani)

Pesawat Aviastar hilang dan telah ditemukan di pegunungan Latimojong Sulsel. 

Solopos.com, MAKASSAR – Proses pengidentifikasian korban pesawat Aviastar terus dilakukan. Tim Disaster Victim Identification Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mengaku mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi jenazah karena kondisi tubuh sudah hangus terbakar.

Advertisement

“Kondisi korban yang hangus terbakar membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengidentifikasi para jenazah korban,” ujar Kabid Dokter Kesehatan Polda Sulselbar Kombes Pol. Raden Harjuno di Makassar, Rabu (7/10/2015.

Saat ini, kata dia, tim DVI Polda Sulselbar baru mengidentifikasi tiga korban dari total 10 jenazah yang sudah ada di ruang jenazah sejak Selasa (6/10/2015) malam.

Advertisement

Saat ini, kata dia, tim DVI Polda Sulselbar baru mengidentifikasi tiga korban dari total 10 jenazah yang sudah ada di ruang jenazah sejak Selasa (6/10/2015) malam.

Raden mengaku data-data pribadi para korban akan memudahkan tim DVI dalam proses identifikasi karena data itu akan dicocokkan dengan data post mortem korban.

“Makanya, data-data ante mortem dan post mortem akan memudahkan dalam mengetahui identitas para korban,” beber dia dikutip dari Antara.

Advertisement

Korban kedua diketahui Rizal Arman, 30, warga Jalan Jambu Putih, Kecamatan Koasia, Kendari, Sulawesi Tenggara.

Korban jenazah ketiga diketahui atas nama Soekris Winarto, 43, warga Jalan Merak nomor 6, Kelurahan Mandala, Kecamatan Mandala Kota, Biak, Papua.

Pada bagian lain, Direktur Eksekutif DVI Kombes Anton Castilani mengatakan tim yang terdiri dari 4 orang dokter forensik dan dua orang dokter gigi bisa bekerja dengan cepat.

Advertisement

“Kami serahkan ke Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Sulsel. Ada 4 orang dokter forensik ditambah 2 dokter gigi dan dibantu tim identifikasi Polda Sulses untuk sidik jari kami harapkan proses (identifikasinya) bisa lebih cepat,” ujar Anton saat dihubungi, Rabu.

Anton mengaku hingga saat ini dirinya belum mendapatkan informasi mengenai perkembangan identifikasi korban. Namun dia optimistis proses tersebut bisa berjalan optimal.

“Kalau kasus sulit seperti Sukhoi 2 minggu [bisa teridentifikasi], mudah-mudahan ini post mortem-nya bagus bisa lebih cepat,” imbuh dia dilansir Detik.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif