News
Rabu, 7 Oktober 2015 - 09:15 WIB

PESAWAT AVIASTAR HILANG : Ini Pesan Terakhir Korban Pesawat Aviastar

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim gabungan Basarnas melakukan proses evakuasi korban pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM di Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Selasa (5/10/2015). Kesepuluh korban kecelakaan pesawat itu dievakuasi ke posko Ante Mortem RS Bhayangkara Makassar untuk diidentifikasi. (JIBI/Solopos/Antara/Sahrul Manda Tikupadang/ilustasi)

Pesawat Aviastar hilang saat terbang dan ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Solopos.com, MAKASSAR – Duka mendalam dirasakan keluarga Nurul Fatimah, 26, pegawai Bandara Andi Djemma Masamba yang menjadi korban jatuhnya pesawat Aviastar DHC6 PK BRM di pegunungan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Advertisement

Nurul tewas bersama dua buah hatinya, Rayya, 3, dan Rafa, 1. Orang tua Nurul, Muhajir yang ditemui di depan kamar jenazah RS Bhayangkara Polda Sulsel, Selasa (6/10/2015), menuturkan ada kenangan terakhir yang tidak akan pernah dilupakannya.

Menurut Muhajir, putri sulungnya itu sempat meminta izin tidak mudik saat Idul Adha lalu karena ingin merayakan bersama suaminya, Kamaruddin, dan anak di Masamba.

Advertisement

Menurut Muhajir, putri sulungnya itu sempat meminta izin tidak mudik saat Idul Adha lalu karena ingin merayakan bersama suaminya, Kamaruddin, dan anak di Masamba.

Dia menuturkan Selama dua tahun Nurul harus terpisah dengan suaminya, karena dia mengikuti pendidikan Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan di Surabaya.

“Nurul dan anak keduanya tinggal di Masamba, mereka baru berkumpul kembali pada 7 September lalu. Jadi Nurul bersama suami dan anak-anaknya minta izin untuk tidak mudik ke Makassar karena ingin lebaran bersama keluarganya di Masamba,” beber Muhajir.

Advertisement

Sementara Rayya tinggal bersama kakek-neneknya di Jalan Sunu Lorong 2 Nomor 30A Kelurahan Suwangga, Kecamatan Tallo, Makassar.

Adapun tujuan kedatangan Nurul ke Makassar dengan pesawat Aviastar guna mengantar Rayya bertemu neneknya, Khadijjah. Sementara, Kamaruddin tetap tinggal di Masamba.

“Rayya dulu ikut sama neneknya di Makassar. Saat ayahnya pulang dari pendidikan 7 September lalu, baru cucu saya ikut orang tuanya ke Masamba,” lanjutnya dilansir Detik, Rabu (7/10/2015).

Advertisement

Rencananya, jenazah Nurul bersama dua anaknya akan dimakamkan di kompleks makam keluarganya di Kompleks BTN Haji Banca, Kabupaten Maros, Sulsel.

Pada bagian lain, keluarga besar Soekris Winarto, 43, teknisi pesawat Aviastar berharap jenazah segera dipulangkan ke rumah duka di Perum Mutiara Citra Asri Cluser Citra Taman Sari Blok Q.3 Nomor 04 Desa Boro, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.

“Kami keluarga besar Soekris sudah mengetahui kabar terkait jatuhnya pesawat Aviastar melalui media elektronik, dan kami sudah mengetahui semua penumpang dan kru pesawat meninggal semua, kami juga sudah ikhlas akan menerima apa adanya, apa pun kondisi adik saya yang penting jenazahnya cepet segera di bawa pulang ke rumah kediaman”, ujarnya Soekris Indiarti, 45, kakak korban di rumah duka.

Advertisement

Sementara, Kapolda Sulselbar Inspektur Jenderal Pudji Hartanto Iskandar memberikan apresiasi dan terima kasih atas bantuan warga yang kali pertama menemukan bangkai pesawat Aviastar jenis PKBRM/DHC6 nomor penerbangan MV 7503 di pegunungan Pajaja, Luwu, Sulawesi Selatan.

“Kami memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Ronal, warga setempat yang memberikan informasi titik kordinat penemuan pesawat Aviastar,” katanya kepada wartawan di bandara Lanud Hasanuddin Makassar, Maros, Selasa.

Pihaknya mengakui penemuan pertama kali oleh Ronal kemudian menyampaikan kepada tim dua yang dipimpin Kapolres Luwu AKBP Adex Yudiswan kemudian menuju lokasi pasti penemuan bangkai pesawat tersebut.

“Tentu kami akan memberikan penghargaan kepada orang-orang yang berjasa atas penemuan pesawat itu. Kami juga berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Luwu atas kerja samanya selama ini membentuk tim 18 sehingga pesawat itu ditemukan,” paparnya dilansir Antara.

Perwira tinggi ini juga menyebut saat penemuan oleh Kapolres Luwu sekitar 15.45 WITA, dirinya baru mendapat laporan dua jam setelah itu, mengingat sinyal di lokasi kejadian sangat sulit.

“Semua jenazah sudah dibawa di RS Bayangkara untuk diidentifikasi, kami akan bekerja secara profesional dalam hal identifikasi seluruh korban. Kondisi fisik seluruh korban hangus terbakar, mudah-mudahan seluruh korban bisa diidentifikasi secepatnya sehingga bisa segera dibawa pulang keluarga,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif