Soloraya
Rabu, 7 Oktober 2015 - 22:15 WIB

PENGANIAYAAN BOYOLALI : RSIS Bantah Tak Berikan Obat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - RSI Yarsis (www.skyscrapercity.com)

Penganiayaan Boyolali, RSIS membantah tak memberikan obat terhadap Edi Susanto.

Solopos.com, SUKOHARJO--Manajemen Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) Yarsis membantah tidak memberikan obat selama tiga hari kepada Edi Susanto, 18, korban penganiayaan yang melibatkan seorang polisi. Kendati ada tunggakan biaya perawatan medis namun perawat rumah sakit tetap memberikan obat sesuai standar operasional prosedur (SOP) pengobatan.

Advertisement

Hal ini diungkapkan Direktur RSIS Yarsis, M. Surya Darmawan, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (7/10/2015).

Menurut dia, manajemen rumah sakit telah melaksanakan SOP pengobatan pasien rawat inap termasuk pemberian obat setiap hari. Kala itu, perawat tetap memberikan obat kepada Edi Susanto kendati ada tunggakan biaya pengobatan senilai Rp36 juta.

Advertisement

Menurut dia, manajemen rumah sakit telah melaksanakan SOP pengobatan pasien rawat inap termasuk pemberian obat setiap hari. Kala itu, perawat tetap memberikan obat kepada Edi Susanto kendati ada tunggakan biaya pengobatan senilai Rp36 juta.

“Kami telah menjalankan SOP pengobatan pasien. Edi Susanto tetap diberikan obat walaupun ada tunggakan biaya pengobatan,” kata dia, Rabu.

Menurut dia, luka bakar yang diderita korban mencapai 80 persen di sekujur tubuhnya. Selain itu, ada gangguan penyakit mata akibat luka bakar itu. Selama menjalani rawat inap, korban diberi dua jenis obat yakni obat yang diminum dan obat suntik atau injeksi.

Advertisement

“Mungkin pihak keluarga korban tidak mengetahui apabila obat injeksi diganti dengan obat oral. Penyakit yang diderita korban sangat kompleks,” ujar dia.

Disinggung mengenai tunggakan biaya pengobatan, Surya Darmawan, menjelaskan masih ada tunggakan biaya pengobatan korban beberapa juta rupiah. Selama ini, biaya pengobatan korban dibayar oleh keluarga tersangka.

“Yang jelas kami sudah memberikan obat kepada korban,” terang dia.

Advertisement

Di sisi lain, Koordinator Bangsal Al-Qomar RSIS Yarsis, Suyanto, mengatakan sebenarnya korban disarankan untuk dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi, Solo lantaran luka bakar yang dideritanya cukup parah.

Dia juga berulang kali merayu keluarga korban agar mau memindahkan korban ke RSUD Dr. Moewardi. Namun, pihak keluarga korban berkukuh agar Edi Susanto tetap menjalani rawat inap di RSIS.

Menurut dia, kondisi kesehatan korban kritis beberapa hari sebelum meninggal dunia. “Perawat jaga selalu memantau kondisi kesehatan korban karena luka bakarnya sangat parah. Kami sempat menyarankan agar korban menggunakan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial [BPJS] namun keluarga korban tidak mau,” kata dia.

Advertisement

Seperti diketahui Edi Susanto, warga Desa Blagung, Kecamatan Simo, Boyolali, mengembuskan napas terakhir di RSIS pada Minggu (4/10/2015) sekitar pukul 16.00 WIB. Jenazah korban dimakamkan di permakaman desa setempat. Selama ini, korban menjalani rawat inap selama hampir tiga pekan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif