News
Rabu, 7 Oktober 2015 - 18:30 WIB

KABUT ASAP : Lelah Mengungsi, Warga Pekanbaru Buru Tabung Oksigen

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) membentangkan poster di depan patung Selamat Datang yang telah dipasangi masker pelindung pernapasan saat menggelar aksi Peduli Bencana Kabut Asap di Pekanbaru, Riau, Jumat (4/9/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rony Muharrman)

Kabut asap memaksa warga Riau untuk mengungsi atau membeli tabung oksigen dan air purifier.

Solopos.com, PEKANBARU — Warga Pekanbaru menyerbu membeli tabung oksigen dan air purifier di tengah bencana kabut asap yang belum mereda hingga hari ini. Buruknya kualitas udara memaksa mereka memilih hal ini sebagai jalan terakhir.

Advertisement

PT Kimia Farma Unit Bisnis Pekanbaru Arianda Siddiq mengatakan setiap harinya ada belasan warga yang membeli tabung gas oksigen kecil. Bahkan, sebanyak 50 tabung gas terjual dalam satu hari.

“Kalau hari biasa, jarang sekali yang beli. Karena kabut asap ini, makanya ramai yang membeli tabung oksigen. Biasanya warga beli yang tabung kecil yang tidak bisa diisi ulang. Harganya Rp40.000. Kalau tabung yang besar, seperti di rumah sakit, jarang yang beli. Harganya sampai Rp1 juta dan susah untuk dibawa,” katanya.

Sementara itu, Store Manejer Ace Hardware menungkapkan air purifier juga banyak diserbu pembeli di toko Ace Hardware. Secara rinci, berapa jumlah yang dibeli perharinya dia tidak bisa memastikan. Namun, penjualan air purifier jauh meningkatkan dari hari biasa saat tidak diselimuti kabut asap.

Advertisement

Air Purifier itu mampu menyaring udara dari virus maupun bakteri. Jadi, kadar oksigennya bisa terjaga,” katanya.

Dari pantauan Bisnis/JIBI, warga silih berganti mendatangi apotek dan toko alat kesehatan terdekat untuk membeli tabung oksigen dan air purifier. Amril, warga Kecamatan Pekanbaru Kota, mengungkapkan dia rela merogoh kocek Rp400.000 untuk membeli 10 tabung oksigen kecil.

“Kabut asap masuk ke dalam rumah. Jadi, di rumahpun, kami kekurangan oksigen. Saya harus membeli tabung oksigen kecil agar tidak sesak nafas,” katanya.

Advertisement

Sebelumnya, ayah dua orang anak ini sudah mencoba untuk mengungsi ke Sumatera Barat. Namun, mereka harus kembali ke Pekanbaru untuk melanjutka aktifitas kerja. “Karena tidak mungkin mengungsi terus,” katanya.

Selain itu, penjual masker musiman terus menjamur. Mereka menjual masker di pinggir jalan. Anto, salah seorang penjual masker musiman di tepi Jalan Sudirman, Pekanbaru mengaku pembelinya terus berdatangan setiap hari. “Setiap hari pasti ada yang beli karena kita jual di tepi jalan,” akunya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif