News
Selasa, 6 Oktober 2015 - 18:30 WIB

PENGANIAYAAN SOLO : Siswi SD di Solo Ditampar Ayahnya di Depan Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Solopos/Dok)

Penganiayaan di Solo terhadap anak-anak marak terjadi. Bahkan, aksi kekerasan juga dilakukan orang tua sendiri.

Solopos.com, SOLO — Kasus kekerasan kembali menimpa dunia anak-anak. Seorang bocah perempuan kelas IV SD Marsudirini Solo, TL, ditampar mukanya hingga berdarah di bibirnya oleh lelaki yang mengaku sebagai ayahnya sendiri.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, insiden penamparan itu diketahui kali pertama oleh Kopral Partika Subagyo, anggota Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta, Selasa (6/10/2015) pagi hari. Saat itu, Subagyo tengah lari-lari pagi di belakang Markas Denpom Jl. Sugiopranoto.

Perhatiannya tiba-tiba teralihkan ketika melihat seorang bocah perempuan menangis di samping sebuah mobil bercat putih Mitsubitsi Mirage. Tak berselang lama, bocah itu ditampar seorang lelaki dari dalam mobil hingga berdarah di bagian bibirnya. Sesaat kemudian, bocah itu ditarik masuk ke dalam mobil.

Mengetahui kejadian janggal itu, Subagyo bergegas mendatangi mobil putih itu dan memeriksakanya. Subagyo bahkan sempat terlibat adu mulut dengan pemilik mobil itu sebelum akhirnya pemilik mobil meminta maaf. Belakangan diketahui, penampar anak itu adalah ayahnya sendiri yang merupakan dokter TNI Angkatan Udara (AU).

Advertisement

“Penampar bocah itu mengaku orang tuanya. Dia bersama seorang wanita duduk di depan setir. Saat itu, saya ancam akan saya tangkap karena menganiaya anak kecil,” jelasnya saat mendatangi SD Marsudirini untuk memastikan bahwa bocah perempuan itu benar-benar siswa SD tersebut.

Berdasarkan pengakuan orang tua bocah malang itu, kata Subagyo, si anak terpaksa ditampar lantaran enggan masuk ke dalam kelas. Kejengkelan orang tuanya akhirnya berujung pada penamparan hingga berdarah di bagian bibir bocah itu.

“Saya sempat ragu apakah benar dia orang tuanya. Sebab, setelah itu mobil langsung meluncur meninggalkan lokasi,” ujarnya.

Advertisement

Sementara itu, pihak sekolah membenarkan telah terjadi insiden penamparan seorang siswi SD kelas IV. Pihak sekolah juga membenarkan bahwa penampar bocah tersebut adalah orang tuanya sendiri. “Saya sudah ingatkan [orang tuanya] kalau emosi jangan sampai memukul anak apalagi sampai terluka. Ini tak baik bagi perkembangan emosi anak-anak sebab bisa trauma,” kata Supriyanti, wali kelas IV SD Marsudirini.

Supriyanti mengaku belum mengenal secara dekat orang tua bocah tersebut, termasuk namanya. Sebab, orang tua siswi tersebut merupakan pindahan tugas dari Semarang lalu memindahkan sekolah anaknya di Solo. “Anak itu memang enggan masuk ke dalam kelas karena mengaku dimusuhi teman-temannya. Tapi, jika saya tanya siapa yang menjahatinya, ia tak pernah mengaku,” paparnya.

Atas insiden itu, pihak sekolah mengaku akan meningkatkan kewaspadaan terhadap siswa-siswinya. Baik terhadap ancaman kekerasan fisik atau aksi penculikan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif