Soloraya
Selasa, 6 Oktober 2015 - 21:40 WIB

PEMBUNUHAN SOLO : Pembunuhan PSK, Pelat Vario Palsu, Polisi Kesulitan Ungkap Pelaku

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi korban pembunuhan. (JIBI/Harian Jogja)

Pembunuhan Solo, polisi kesulitan ungkap pelaku pembunuhan perempuan di Hotel Avita Sari, Gilingan.

Solopos.com, SOLO–Upaya polisi memburu pelaku pembunuhan perempuan tuna wicara di Hotel Avita Sari Jl. Bido II Banjarsari, Solo, Eka Octavia, 28, Kamis (1/10/2015) lalu, belum menemukan titik terang.

Advertisement

Polisi mengaku kesulitan melacak keberadaan pembunuh lantaran pelat nomor yang terpasang di motor pelaku ternyata palsu.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Selasa (6/10/2015), pelat nomor yang terpasang di motor Honda Vario putih AD 3808 ZZ ternyata palsu. Motor tersebut diketahui adalah kendaraan yang dipakai pelaku kabur sesaat setelah menghabisi nyawa perempuan yang diduga kuat berprofesi sebagai pekerja seks komersial.

Berdasarkan data yang dimiliki Polresta Solo, pelat nomor tersebut ternyata adalah pelat nomor Honda CBR milik orang lain. Dengan demikian, petunjuk awal untuk menguak keberadaan pelaku masih gelap.

Advertisement

Di sisi lain, korban yang berstatus bisu tak memiliki banyak teman dekat yang bisa digali informasi. Polisi bahkan harus mendatangkan penerjemah bahasa isyarat khusus ketika menggali informasi dari rekan-rekan korban sesama tuna wicara.

Kasatreskrim Polresta Solo, Kompol Danu Pamungkas, melalui Kanitreskrim AKP Suharno mengaku upaya polisi memburu pelaku sudah optimal. Namun, polisi kesulitan mengumpulkan informasi dari orang-orang terdekat korban, termasuk pacar dan keluarganya.

“Korban ini jarang pulang, jadi keluarganya enggak tahu sama sekali siapa saja teman dekat korban,” ujar Suharno saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (6/10/2015).

Advertisement

Suharno menjelaskan salah satu teman dekat korban satu kamar indekos, Yasin, juga tak bisa memberikan keterangan cukup berarti terkait kasus pembunuhan Eka. Yasin, kata Suharno, adalah pacar korban berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Pacar dan korban ini tak pernah ketemu, meski satu kamar. Soalnya, jam kerja keduanya berbeda. Korban berangkat kerja malam hari, sementara pacarnya siang hari. Jadi, enggak pernah ketemu,” paparnya.

Salah satu teman dekat korban, Sri Lestari, juga tak bisa memberikan keterangan yang cukup berarti terkait terbunuhnya Eka. Sri Lestari menyebutkan ada empat teman dekat korban. Namun, dari keempat teman itu tak bisa memberikan keterangan yang berarti terkait keberadaan pelaku pembunuhan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif