Jogja
Selasa, 6 Oktober 2015 - 21:20 WIB

LOMBA LARI : Peserta Lomba Lari 10 Km Kulonprogo Tak Pakai Alas Kaki

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan peserta antusias mengikuti lomba lari manunggal jarak menengah yang dimulai dari Pasar Sentolo Baru, Kulonprogo, Selasa (6/10/2015) pagi. (Harian Jogja/Rima Sekarani)

Lomba lari 10 km di Kulonprogo adalah anak-anak, sebagian dari mereka tidak mengenakan alas kaki

Harianjogja.com, KULONPROGO- Sebanyak 751 orang berlari dari depan Pasar Sentolo Baru, Kulonprogo, Selasa (6/10/2015) pagi. Mereka mengikuti lomba lari manunggal jarak menengah yang diselenggarakan untuk memeriahkan perayaan ulang tahun Kabupaten Kulonprogo ke-64.

Advertisement

Lomba lari manunggal jarak menengah diikuti 329 laki-laki dan 322 perempuan. Mereka dibagi menjadi dua, yaitu kategori pelajar SD serta kategori pelajar SMP, SMA, hingga masyarakat umum.

“Semoga ini menjadi motivasi dan menyemangati masyarakat untuk bersama-sama membangun olah raga di Kulonprogo,” harap Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo.

Dono Riswantoro bersiap di belakang garis start bersama ratusan pelari pada kategori pelajar SD. Sedari tadi dia sudah pemanasan dengan lari di tempat. Candra Riski Saputra, teman Dono yang berdiri di sebelahnya, juga melakukan hal serupa. Kedua kaki mungil mereka harus siap menempuh jarak sejauh empat kilometer (km).

Advertisement

Kedua kaki telanjang Dono tetap berlari. Sesekali dia memang berjalan cepat ketika merasa lelah. Namun, dia tidak ingin benar-benar berhenti. Akhirnya, Dono tiba di SMP Negeri 2 Pengasih dengan mengantongi urutan ke-12.

Sembari menunggu Candra, Dono memilih duduk berselonjor sambil minum air mineral. Kedua telapak kakinya tampak kotor dan penuh debu. Namun, tidak terlihat satu pun luka lecet di sana.

“Enggak capek,” begitulah jawab Dono ketika ditanya guru pendampingnya, Sugeng Widada, yang datang membawakan makanan ringan.

Advertisement

Beberapa saat kemudian, Candra sampai dan cepat-cepat duduk berselonjor di samping Dono. Sama seperti Dono, Candra juga tidak menggunakan alas kaki apapun. Dia pun hanya menggelengkan kepala saat ditanya apakah kakinya terasa sakit. “Malah terasa lebih ringan buat lari,” ucap Dono kepada Harian Jogja.

Pagi itu, puluhan peserta lomba lari memang tampak tidak menggunakan alas kaki. Tidak hanya seperti Dono yang menempuh jarak empat km, sebagian dari mereka bahkan harus berlari sejauh 10 km hingga halaman Polsek Wates.

Sugeng sendiri mengijinkan kedua siswanya berlari tanpa sepatu setelah mempertimbangkan tingkat keamanannya. Apalagi, Candra dan Dono memang sudah terbiasa berlari dengan kaki telanjang saat pelajaran olah raga di kelas.

“Namun untuk antisipasi, saya terus mengikuti dari belakang dengan naik motor pelan-pelan. Jadi kalau apa-apa bisa segera ditangani,” ujar guru olahraga SD Negeri Depok itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif