Soloraya
Selasa, 6 Oktober 2015 - 07:40 WIB

INSIDEN PENDAKIAN : Jatuh ke Jurang, Pendaki Lawu Masih Shock

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Lawu (Mariyana Ricky P.D./JIBI/Solopos/dok)

Insiden pendakian, warga Joyosuran masih shock setelah terperosok jurang di Gunung Lawu.

Solopos.com, SOLO--Seorang pemuda Solo, Muhammad Fahmi, 23, warga RT 004/RW 006, Kampung Harjodipuran, Kelurahan Joyosuran, Pasar Kliwon, masih shock selepas berlibur ke puncak Gunung Lawu, Minggu (4/10/2015) lalu. Putra Toha, warga keturunan Arab tersebut, terperosok ke dalam jurang sedalam 150 meter ketika menghindari serangan musang hutan di kawasan Candi Kethek, Jenawi.

Advertisement

“Alhamdulillah anak kami selamat. Tak ada luka serius, hanya lecet-lecet,” ujar Toha didampingi istrinya saat menerima kedatangan Solopos.com di kediamannya, Senin (5/10/2015).

Menurut Toha, saat ini kondisi psikis anaknya masih shock. Sepulang dari Gunung Lawu, Senin (5/10/2015) dini hari, lanjutnya, Fahmi langsung salat dan istirahat total di kamar tidurnya. Ia tak menerima tamu, baik dari teman apalagi wartawan.

“Mohon maaf, anak kami lagi istirahat dan tak bisa ditemui. Sekali lagi mohon maaf,” papar Toha.

Advertisement

Toha mengaku sama sekali tak tahu peristiwa yang menimpa anaknya di Gunung Lawu. Ia baru mengetahui insiden itu setelah anaknya pulang bersama sepupunya dan menceritakan kejadian yang baru saja menimpa anaknya.

“Ini sudah kali kedua anak saya naik Lawu. Maunya sih refreshing bersama teman-temannya,” sahut istrinya.

Toha enggan membeberkan lebih lanjut kondisi terkini anaknya. Ia berharap anaknya bisa kembali tenang dan pulih dari trauma. Ia membenarkan bahwa terperosoknya Fahmi karena serangan musang hutan, bukan unsur kesengajaan.

Advertisement

“Anak saya maunya menghindari serangan musang, enggak tahu kalau ada jurang di sekitarnya,” paparnya.

Sementara itu, Ketua RT setempat, Sutarno, juga mengaku kaget mendengar kabar ada salah satu warganya terperosok ke jurang Gunung Lawu. Ia sempat mengecek satu per satu identitas warganya yang tertimpa musibah di Lawu.

“Saya cari namanya di kartu keluarga [KK] akhirnya ketemu. Maklum, saya jadi Ketua RT juga masih baru,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif