News
Senin, 5 Oktober 2015 - 08:20 WIB

Akbidyo Gelar Senam Massal dan Kampanye Kesehatan Reproduksi

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa mahasiswa Akbidyo saat menggelar kampanye kesehatan reproduksi (kespro) di Lapangan Prancak Glondhong, Minggu (4/10/2015). (Harian Jogja/Joko Nugroho)

Akbidyo menggelar senam massal dan kampanye kesehatan reproduksi

Harianjogja.com, BANTUL – Ribuan sivitas akademika Akademi Kebidanan Yogyakarta (Akbidyo), Sewon, Bantul, bersama masyarakat sekitar menggelar senam sehat serta kampanye kesehatan reproduksi (kespro) di Lapangan Prancak Glondhong, Minggu (4/10/2015).

Advertisement

Direktur Akbidyo, Istri Bartini mengatakan selain senam dan kampanye tentang kespro mereka juga mendeklarasikan komitmen anti seks bebas untuk melindungi remaja putri yang selama ini rentan menjadi korban seks bebas.

“Kami prihatin dengan banyaknya kasus-kasus kesehatan reproduksi dan seks bebas di kalangan remaja maupun masyarakat luas,” kata Bartini disela-sela acara.

Bartini menuturkan deklarasi ini dimotori oleh Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIKM) Akbidyo. PIKM Akbidyo prihatin dengan banyaknya kasus-kasus kesehatan reproduksi dan seks bebas di kalangan remaja.

Advertisement

Menurutnya kasus-kasus kesehatan reproduksi, kehamilan tidak diinginkan, seks bebas seperti gunung es. Hanya sedikit yang terungkap ke permukaan karena yang bersangkutan maupun keluarga merasa malu. Padahal kalau tidak ditangani dengan baik mengancam kesehatan bahkan jiwa perempuan.

“Mahasiswa kita ajak untuk aktif mengkampanyekan perilaku hidup sehat dan menjaga kesehatan reproduksi,” jelas Bartini.

Sementara itu Ketua PIKM Akbidyo, Fanisha Mutiara Apriliani menjelaskan organisasinya telah aktif berjalan sejak tahun 2007 lalu. Mereka turun langsung ke masyarakat memberikan penyuluhan dan membantu pendampingan dokter kecil untuk anak-anak SD.

Advertisement

“Bahkan saat ini kita sudah gunakan teknologi online seperti chating, sms dan email,” kata Fanisha.

Menurut Fanisha dalam sebulan sekitar 100 orang yang berkonsultasi mulai dari pertanyaan biasa-biasa sampai kehamilan tidak diiginkan. Ia dan teman-temannya mendampingi remaja putri yang hamil dan berusaha supaya tidak ada pengguguran. Mereka harus menguatkan remaja putri yang hamil supaya tetap menjaga kesehatan sampai kelahiran bayinya.

“Mudah-mudahan bisa dilanjutkan oleh lembaga-lembaga lainnya untuk menyelamatkan remaja putri dan perempuan dewasa dari hal-hal yang tidak diinginkan akibat tidak tahu pentingnyaya kesehatan reproduksi,” kata Fanisha.

Advertisement
Kata Kunci : Akbid Yogyakarta Akbidyo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif