Soloraya
Minggu, 4 Oktober 2015 - 16:45 WIB

KEBAKARAN GUNUNG MERBABU : Api Kembali Membesar dan Mulai Bakar Ladang Warga

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran hutan (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Kebakaran Gunung Merbabu, Minggu (4/10/2015) semakin membesar hingga mengancam ladang warga.

Solopos.com, BOYOLALI—Sudah sepekan kebakaran di hutan Gunung Merbabu belum juga padam. Bahkan, pada Minggu (4/10/2015), api yang mulai membakar ladang warga kembali membesar.

Advertisement

Kobaran api kemarin adalah terbesar kedua setelah kebakaran besar puncak Merbabu, Senin (28/9/2015) pekan lalu. Tim sukarelawan dikerahkan maksimal.

“Hari ini 160 orang anggota sukarelawan kami kerahkan. Api kembali membesar dan menyebar di 12 lokasi,” kata Komandan SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, kepada solopos.com, Minggu (4/10/2015).

Menurut Yoyok sapaannya, tim pemadam akan mengevaluasi standart operating prosedur (SOP) pemadaman yang sudah dipakai sepekan lalu. SOP baru sangat diperlukan untuk mempercepat pemadaman api karena api sudah mendekati lahan warga.

Advertisement

Sementara itu, Danramil Ampel, Kapten (Arm) Joko Priyanto, menjelaskan kebakaran terbesar kemarin terjadi di atas Dukuh Ganduman, Desa Sampetan, Kecamatan Ampel. Sekitar 45 hektare lahan hangus terbakar. Di sektor lain juga masih ada beberapa titik api. Pada Sabtu (3/10), api sudah mulai mengecil namun kembali membesar pada Minggu kemarin.

Seratusan warga desa setempat dan puluhan anggota sukarelawan berjibaku memadamkan api. “Ya, api sudah mendekati ladang warga. Paling luas ada di Dukuh Ganduman.”

Sementara itu, tim sukarelawan juga menyisir pipa yang rusak dan hangus akibat kebakaran. Wakil Ketua SAR Barameru, Bakat Setiawan, menjelaskan saat penyisiran ditemukan ada enam jaringan pipa air yang rusak baik hangus maupun putus.

Advertisement

Kobaran api yang kembali membesar kemarin berpotensi merusak 2,5 kilometer jaringan pipa. “Kalau hari ini [kemarin] api belum juga bisa dipadamkan, diperkirakan 2,5 kilometer pipa rawan ikut terbakar,” kata Bakat.

Seperti diketahui, sepanjang musim kemarau ini hutan di Gunung Merbabu sudah tiga kali terbakar. Kebakaran paling besar terjadi di sektor Ngagrong, Ampel, sejak Minggu (27/9) hingga saat ini belum bisa dipadamkan.

Awalnya, api membakar hutan di sektor Ngagrong yang berjarak sekitar 15 kilometer dari permukiman terakhir di Dukuh Ngagrong, Desa Ngagrong, Kecamatan Ampel, Boyolali dengan ketinggian di atas 2.000 mdpl. Saat itu, vegetasi yang terbakar didominasi rumput dan semak belukar. Pada hari kedua, api membakar puncak gunung.

Saat vegetasi di puncak habis dan hangus, api bergerak turun hingga membakar kawasan hutan lindung pada Kamis (1/10/2015). Tim berupaya melokalisir api namun upaya tersebut gagal dan kemarin api kembali meluas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif