Jogja
Minggu, 4 Oktober 2015 - 02:20 WIB

HARI BATIK NASIONAL : Buku Panduan Batik Diperlukan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Hari batik nasional untuk melestarikan batik dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk dengan merilis buku panduan.

Harianjogja.com, JOGJA-Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi mengatakan perjuangan DIY menjadi Kota Batik Dunia cukup panjang hingga ditetapkan pada 2014 lalu. Banyak daerah lain yang juga memiliki batik, namun DIY yang ditunjuk karena memiliki kriteria yang tidak dimiliki daerah lainnya.

Advertisement

Dengan demikian, Pembayun mengajak masyarakat DIY untuk menjaga, melestarikan dan mengembangkan batik Jogja sebagai warisan budaya. Ia juga mengajak anak muda Jogja untuk cinta batik dan gemar membatik

“Hasil kerja keras warga DIY memperjuangkan sampai ditetapkannya Jogja sebagai Kota Batik Dunia wajib dijaga,” kata dia di Festival Jogja Kota Batik Dunia di Pagelaran Kraton, Jumat (2/10/2015).

Mangkubumi mengimbau remaja selalu berinovasi dalam desain dan motif batik tanpa meninggalkan motif dasar yang menjadi ciri khas Jogja yang mengandung nilai filosofi berikut peruntukannya.

Advertisement

“Misalnya motif batik wahyu temurun dipakai untuk malam midodareni. Untuk upacara motif batiknya beda lagi,” ucapnya.

Namun ia mengakui tidak mudah untuk memahami motif batik dan peruntukannya. Oleh karena itu harus ada buku panduan khusus yang menjelaskan filosofi batik dan motif-motifnya. Putri Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu mengharapkan batik tidak hanya diwujudkan dalam kain namun bisa didesain dalam sebuah buku, kemudian desain itu diwarnai oleh anak-anak agar batik meresap di benak generasi muda.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif