Jatim
Sabtu, 3 Oktober 2015 - 16:05 WIB

PERTANIAN MADIUN : Petani Melon Ngawi Dirugikan Kemarau 2015

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panen buah melon di Desa Geneng, Ngawi, Jumat (21/8/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Pertanian Ngawi terganggu kemarau 2015 yang berkepanjangan.

Madiunpos.com, NGAWI — Petani melon di Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur merugi akibat kemarau 2015 yang berkepanjangan. Panas menyengat kemarau membuat buah melon kering dan lama-lama membusuk.

Advertisement

“Biasanya hasil panen melon saat musim kemarau tergolong bagus buahnya. Namun, karena dampak kemarau yang panjang, kulit buahnya seperti terbakar dan gosong-gosong karena terlalu banyak panas. Lama-lama buah tersebut busuk,” ujar Riyanto petani melon setempat kepada wartawan di Ngawi, Jumat (2/10/2015).

Ia menilai rusaknya buah melon tersebut karena suhu udara yang saat panas. Selain itu, juga disebabkan karena intensitas sinar matahari saat musim kemarau seperti ini yang sangat tinggi.

Riyanto menjelaskan, kerusakan buah melon siap panen tersebut, mencapai hingga 50 persen dari hasil panen. Sehingga, dipastikan pihaknya dan sejumlah petani melon lainnya mengalami kerugian hingga jutaan Rupiah per kotak lahan.

Advertisement

Bukan hanya merugikan petani, kondisi buah melon tersebut juga dikeluhkan oleh pedagang pengepul. Hal itu karena para pedagang kesulitan mendapatkan komoditas pertanian Ngawi yang hendak mereka jual pada musim kemarau 2015 yang berkepanjangan ini.

“Kami sulit mendapatkan buah melon yang kualitasnya bagus. Hal itu karena melonnya rusak dan kering akibat terlalu banyak terkena sinar matahari,” kata pedagang pengepul melon, Manto.

Ia menuturkan, untuk sekali pengiriman ke Jakarta, dibutuhkan setidaknya 6 ton melon. Pada tahun 2014 lalu, hasil 6 ton melon bisa didapatkan dari satu kotak lahan. Namun, saat kemarau 2015 berkepanjangan ini untuk mendapatkan 6 ton buah melon, dibutuhkan lebih dari dua lahan pertanian Ngawi yang terkadang berjauhan lokasinya.

Advertisement

Sementara itu, data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD( Ngawi mencatat, 46 desa di sembilan kecamatan di Kabupaten Ngawi kekeringan dan krisis air dengan berbagai kategori pada kemarau 2015 ini. Wilayah yang mengalami kekeringan sehingga mengganggu produktivitas pertanian Ngawi itu, di antaranya adalah Kecamatan Karanganyar, Bringin, Ngawi, dan Pitu.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif