Jogja
Sabtu, 3 Oktober 2015 - 03:20 WIB

LONGSOR KULONPROGO : Titik Longsor Diperkirakan Bertambah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Longsor Kulonprogo diprediksi bertambah.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Titik longsor di wilayah Kulonprogo diprediksi akan mengalami peningkatan. Hingga tahun 2014 lalu, tercatat ada 164 titik longsor yang terjadi di kabupaten ini.

Advertisement

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung Waluyo mengimbau, kepada masyarakat yang berada di lokasi rawan bencana longsor untuk lebih waspada. Pasalnya, musim kemarau yang panjang, cenderung mengakibatkan struktur tanah menjadi semakin kering.

“Tahun lalu [2014] ada setidaknya 164 titik longsor di Kulonprogo. Titik longsor tersebut berada di empat kecamatan yang memang termasuk dalam peta rawan longsor,” ujar Untung, belum lama ini.

Keempat wilayah yang rawan bencana longsor yakni Kalibawang, Samigaluh, Kokap dan Girimulyo. Namun, sebagian besar titik longsor berada di wilayah Kecamatan Kokap. Untung memaparkan, berdasarkan informasi dari BMKG, musim kemarau akan berlangsung hingga bulan November mendatang. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan memicu potensi longsor di sejumlah wilayah saat musim penghujan nanti.

Advertisement

Guna memperkecil dampak longsor, BPBD Kulonprogo bersama BPBD DIY telah melakukan pemasangan Early Warning System (EWS) di puluhan lokasi rawan longsor. Untung memaparkan, pemasangan alat deteksi longsor itu diharapkan dapat membantu kewaspadaan warga saat bencana longsor terjadi.

“Ada 67 unit EWS yang kami pasang di empat kecamatan rawan longsor. Alat tersebut dipasang di titik rekahan tanah, ketika terjadi pergerakan tanah, alat ini akan berbunyi sebagai peringatan dini akan adanya longsor yang terjadi,” jelas Untung.

Lebih lanjut Untung menjelaskan, alat tersebut telah dipasang di Desa Kalirejo, Kokap sebanyak lima unit. Secara historis, wilayah ini merupakan salah satu daerah yang sering terjadi tanah longsor. Pemasangan alat pendeteksi longsor tersebut diharapkan dapat terpasang di seluruh wilayah rawan longsor sebelum musim penghujan datang.

Advertisement

Selain itu, Untung memberikan imbauan kepada masyarakat agar mewaspadai tanda-tanda alam yang mengarah ke bencana longsor. Hal ini penting sebagai kewaspadaan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana tersebut. Di antaranya hujan yang terjadi terus-menerus dengan intensitas tinggi, munculnya mata air secara tiba-tiba, serta adanya pergerakan tanah yang disertai dengan suara gemuruh.

“Kami harus menyiapkan masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana. Melalui edukasi dan sosialisasi tanggap bencana, karena bagaimanapun jugakondisi alam tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dikendalikan,” jelas Untung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif