News
Sabtu, 3 Oktober 2015 - 02:20 WIB

LAYANAN PENERBANGAN : Turunnya Avtur Tak Berpengaruh Signifikan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Garuda Indonesia Travel Fair 2015 di Plaza Ambarrukmo, Sleman, Jumat (2/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Layanan penerbangan belum dapat merasakan efek penurunan bahan bakar.

Harianjogja.com, SLEMAN—Meskipun harga avtur turun 5,23%, namun penurunan tersebut dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap bisnis penerbangan.

Advertisement

General Manager Garuda Indonesia Cabang Jogja Muhammad Anshori mengungkapkan, menguatnya dolar sangat berpengaruh terhadap bisnis penerbangan terutama sektor bahan bakar. Pasalnya, pembelian bahan bakar menggunakan dolar.

“Kami belinya pakai dolar, jadi ya sama saja. Harga turun tapi dolar tetap tinggi,” ujar dia di Plaza Ambarrukmo dalam Garuda Indonesia Travel Fair, Jumat (2/10/2015).

Ia mengakui, Garuda Indonesia terpaksa mengurangi margin keuntungan karena kondisi rupiah yang terperosok. 30% dari pengeluaran untuk keperluan bahan bakar. Karena nilai dolar naik, harga avtur yang turun dari harga sebelumnya US$45,9 sen per liter menjadi US$44,1 sen per liter tidak terlalu menguntungkan. Hal itu memaksa Garuda Indonesia untuk mengurangi margin keuntungan. “Pengurangan margin signifikan kalau tergantung dari cost bahan bakar,” ujar dia sembari menambahkan load factor Garuda Indonesia selalu di atas 80%.

Advertisement

Kenaikan dolar, ujar dia, mempengaruhi keinginan orang untuk bepergian ke luar negeri. Untuk mendongkrak penjualan, Garuda Indonesia kembali menggelar travel fair. Travel fair ini diharapkan mampu membantu masyarakat yang hendak bepergian dengan berbagai promo.

Target Rp7 Miliar

Travel fair kedua digelar di Plaza Ambarrukmo, Sleman, 2-4 Oktober 2015. Travel Fair kali ini merupakan travel fair kedua setelah April lalu. Ia optimistis bisa menarik banyak pengunjung dan mencapai target. “Kami menargetkan transaksi sebesar Rp7 miliar,” ujar dia.

Advertisement

Ia mengungkapkan, travel fair periode kedua ini diharapkan mengulang kesuksesan periode pertama. Pada periode pertama, dari target Rp4 miliar yang ditetapkan, Garuda berhasil mendapatkan Rp5 miliar. Optimisme itu didukung potensi DIY sebagai salah satu destinasi wisata favorit.

Sekretaris Dinas Pariwisata DIY Rose Sutikno berharap travel fair ini bisa mendukung pariwisata DIY. Selain meningkatkan jumlah wisatawan yang terus bertambah, lama tinggal wisatawan terutama wisatawan asing akan meningkat. “Rata-rata baru dua persen atau satu sampai dua hari. Padahal di Bali itu minimal tiga persen atau sekitar tiga hari,” ujar dia.

Ia mengatakan, hal itu dipengaruhi pengemasan wisata yang masih kurang maksimal. Selain itu, belum ada penerbangan langsung internasional ke Jogja. “Saya baru saja pulang dari Jepang, ternyata sebagian besar turun di Bali. Dari Bali, mereka baru ke Jogja,” ujar dia.

Turut hadir di GIATF 2015 Branch Manager Grup Bisnis Consumer Card Bank BCA Jogja Anne Surawiredja berharap, dari total 75.000 card holder di wilayah Jogja, Solo, dan Magelang, 10% dari jumlah tersebut bisa memanfaatkan travel fair ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif