Soloraya
Sabtu, 3 Oktober 2015 - 01:40 WIB

KELUARGA BERENCANA : Drop Out Akseptor KB Capai 27%

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Keluarga Berencana, angka putus pakai akseptor KB mencapai 27%/tahun.

Solopos.com, SRAGEN–Angka putus pakai atau drop out akseptor program Keluarga Berencana (KB) diperkirakan mencapai 27% setiap tahunnya.

Advertisement

Dibutuhkan tidak kurang dari tujuh juta peserta KB setiap tahun guna mempertahankan posisi contraceptive prevalance rate (CPR) yang kini mencapai 60% dari jumlah pasangan usia subur (PUS).

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty, mengatakan tingginya angka drop out akseptor KB sebagian besar dialami peserta KB jangka pendek seperti kondom, pil, dan suntik.
Dia berharap adanya bimbingan dan konseling supaya para akseptor menggunakan program KB jangka panjang.

“PUS harus merasa aman dan nyaman ketika memakai kontrasepsi supaya dapat meningkatkan kelangsungan penggunaan,” ujar Surya saat membuka Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Balai Desa Pringanom, Masaran, Sragen, Jumat (2/10/2015).

Advertisement

Surya mengakui program KB selama 15 tahun terakhir bisa dibilang gagal. Menurutnya, BKKBN pernah mendapat rapor merah karena tidak berhasil menekan perkembangan jumlah penduduk.

“Dulu sebelum reformasi, program KB berjalan sukses karena mampu menjangkau hingga tataran rumah tangga. Perlu ada perubahan sistem dan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk menyukseskan program KB,” kata Surya.

Surya menekankan pentingnya merencanakan kehamilan. Menurutnya, angka kematian ibu saat melahirnya dipicu tidak adanya perencanaan kehamilan.

Advertisement

Bupati Sragen, Agus Fathurrahman, berharap pengelolaan program KB bisa dikembalikan seperti pada masa Orde Baru. Menurutnya, Orde Baru jauh lebih berhasil karena mengendalikan program KB hingga tingkat bawah.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bayer, Ashraf Al-Ouf, berkomitmen terus menjadi mitra BKKBN dalam menyukseskan program KB. PT Bayer, kata dia, merupakan pelopor lahirnya alat kontrasepsi berupa pil pada era 1960-an.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif