Jogja
Sabtu, 3 Oktober 2015 - 23:20 WIB

HARI BATIK NASIONAL : Motif Batik Ribuan, Hak Paten Belum Dilakukan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Santri Membatik(JIBI./Harian Jogja/Desi Suryanto)

Hari batik nasional sudah diperingati, tetapi belum seluruh motif batik dipatenkan.

Harianjogja.com, JOGJA-Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindag UKM) DIY, Kadarmanta Baskoro Aji mengatakan ada ribuan motif batik di DIY. Namun, motif-motif itu belum dipatenkan karena kesulitan mencari hak paten motif batik.

Advertisement

Pemerintah DIY hanya mencatat ada 441 kelompok industri kecil menengah (IKM). Kelompok tersebut bukan sebagai pencipta batik, melainkan memiliki karya batik yang ditorehkan dalam berbagai bentuk dalam kain, kayu, wayang, bambu, dan sebagainya.

“Tapi kalau motif yang sudah dimodifikasi sudah ada yang dipatenkan,” kata Aji yang juga sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, seusai pembukaan Festival Jogja Kota Batik Dunia di Pagelaran Kraton, Jumat (2/10/2015).

Saat ini batik Jogja juga tengah digempur dengan maraknya batik printing. Menurutnya, batik cetak (printing) tidak bisa dikatakan batik karena cara produksinya pun berbeda. Batik printing dibuat menggunakan mesin yang bisa memproduksi banyak dalam waktu sesaat. Sementara batik, kata Aji, bukan sekadar kain yang dibatik. Ada proses dan metode pembuatan yang menjadi seni tradisi dan itu menjadi ciri khas dari membatik.

Advertisement

Meski demikian, Aji tidak memiliki untuk kewenangan untuk menghentikan kegiatan batik printing karena itu berkaitan dengan aktivitas dagang. Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY Syahbenol Hasibuan juga juga mengeluhkan maraknya batik printing. Pihaknya kini tengah mengupayakan agar semua produksi batik printing diberi label “ini bukan batik”.

“Masih kami perjuangkan ke Kementrian Perdagangan,” katanya di Kepatihan.

Kepala Badan Kerajinan dan Batik DIY, Zulmalizar, masih optimistis batik Jogja akan mewarnai dunia meski digempur batik printing. Menurutnya cara yang paling mudah untuk menentukan batik asli dan palsu adalah mengamati warna kain dari dua sisi. “Biasanya yang bukan batik warna luarnya cerah, sementara warna yang di dalam pudar,” kata dia.

Advertisement

Corak batik juga bisa menjadi ukuran ketulenan. Menurut Zulmalizar, biasanya motif ukiran batik akan sedikit timbul, dan ukiran itu dari dekat terlihat yang kurang rapi. “Beda dengan yang bukan batik, terlihat rata dan seragam,” ujarnya.

Soal harga batik yang terkesan mahal, Zulmalizar mengatakan batik bukan hanya sebatas kain, melainkan memerlukan proses pembuatan dengan metode khas. Sebagian besar pembuatan batik membutuhkan waktu lumayan lama, bisa tiga hari bahkan sampai berbulan-bulan, tergantung motifnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif