Soloraya
Kamis, 1 Oktober 2015 - 10:35 WIB

MALAM 1 SURA : Keraton Nilai Pemkot Kurang Mendukung Kirab

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kirab 1 Sura (JIBI/Solopos/Dok)

Malam 1 Sura, Keraton tuding Pemkot tak mendukung pelaksanaan kirab budaya.

Solopos.com, SOLO–Keraton Solo menilai Pemkot Solo belum sepenuhnya mendukung kegiatan Malam 1 Sura sebagai potensi wisata budaya yang menjanjikan. Padahal di era kepemimpinan Wali Kota Solo, Joko Widodo (Jokowi), Malam 1 Sura sempat dikonsep sebagai salah satu ikon utama kota.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Wakil Pengageng Wisata dan Museum Keraton Solo, K.R.M.H. Satryo Hadinagoro, di Keraton Solo, Rabu (30/9/2015). Menurut Satryo, Jokowi yang kini menjadi Presiden pernah berencana mengemas Malam 1 Sura agar menjadi upacara adat yang ikonik seperti Nyepi di Bali. Jokowi, imbuh Satryo, sempat mewacanakan dibikin semacam car free day saat upacara adat berlangsung.

“Jadi suasana upacara adat benar-benar hening dan khidmat. Namun sebelum itu terealisasi, Pak Jokowi keburu menjadi Gubernur DKI Jakarta,” ujarnya kepada wartawan.

Satryo mengakui esensi Malam 1 Sura kini semakin terkikis lantaran lebih identik dengan acara hura-hura. Sejumlah ruas jalan di Solo juga menjadi macet lantaran peserta kirab dan pengguna jalan saling berdesak-desakan. Padahal, Satryo menyebut makna 1 Sura sangat dalam yakni mengenang jasa Sultan Agung yang sukses menyatukan kalender Hindu dan kalender Islam dalam sistem penanggalan.

Advertisement

“Sekarang itu ibaratnya hanya Keraton yang merayakan 1 Sura, warga cuma nonton, tidak ngematke [memahami sejarah]. Hal ini sebenarnya bisa diatasi jika Pemkot proaktif menyosialisasikan Malam 1 Sura bersama Keraton.”

Wakil Pengageng Sasono Wilopo Keraton Solo, K.P. Winarno Kusumo, mengatakan Malam 1 Sura 1949 tahun ini jatuh pada 14 Oktober pukul 16.00 WIB. Dia mengatakan kirab pusaka beserta kerbau bule akan dilaksanakan 15 Oktober pukul 00.00 WIB.

“Tahun ini sedikit berbeda karena jatuhnya 1 Sura dan 1 Muharram selisih sehari. Kami tetap mengacu penanggalan Jawa untuk prosesi upacara adat,” kata dia.

Advertisement

Winarno mengatakan rute kirab tetap melalui Alun-alun Utara meski saat ini lokasi tersebut menjadi pasar darurat Klewer. Ada sembilan pusaka dan sembilan kerbau bule yang akan dikirab. Prosesi upacara adat akan dilepas Pelaksana Tugas (Plt) Raja Keraton Solo, K.G.P.H. Puger.
“Paugeran harus dipegang teguh. Keraton sudah berkoordinasi pada Pemkot terkait teknis pelaksanaan,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif