Jogja
Rabu, 30 September 2015 - 15:20 WIB

PKL Depan RS Sardjito Direlokasi, Keluhkan Desain Los

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang Kuliner Resto RSUP Dr. Sardjito terpaksa menutup bagian depan los menggunakan terpal agar tidak kepanasan, Selasa (29/9/2015). (Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

PKL depan RS Sardjito direlokasi, pedagang mengeluhkan desain los

Harianjogja.com, SLEMAN-Pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan depan RSUP Dr. Sardjito sudah menempati los relokasi sejak Jumat (25/9/2015). Mereka mengeluhkan desain los yang masih butuh disempurnakan karena atap yang terlalu terbuka memungkinkan air hujan masuk sampai ke los.

Advertisement

Dari pantauan Harian Jogja, Selasa (29/9/2015), beberapa pedagang sengaja memasang terpal di depan losnya. Terpal digunakan untuk menghalau sinar matahari yang langsung masuk ke los. “Kalau hujan kan airnya masuk. Kalau musim [kemarau] seperti ini tidak ditutupi juga panas banget,” ungkap pedagang asal Dusun Sendowoharjo, Sinduadi, Mlati, Budi Raharjo, 57.

Hal tersebut diamini Pembina Paguyuban Pedagang Kuliner Resto Sardjito Rukun Santosa, Sarjono, 45. Menurutnya bangunan los masih perlu diperbaiki untuk meningkatkan kenyamanan pedagang dan pembeli.

Ia juga menyoroti sistem pengamanan yang masih kurang. Los tidak dilengkapi dengan penutup seperti rolling door sehingga ada pedagang yang sampai tidur di los untuk menjaga dagangannya. “Kami juga minta pembuatan kartu anggota dan seragam. Kalau ada PKL yang mau masuk tanpa kartu anggota jadi tidak bisa,” katanya.

Advertisement

Sementara Kepala Dinas Pasar Sleman, Tri Endah Yitnani, mengatakan bahwa pembangunan los masih akan dilanjutkan. Termasuk atap yang dirasa masih perlu ditambah pada sisi depan juga baru akan dilaksanakan. “Iya masih akan kita benahi lagi,” ungkapnya.

Menurutnya pemindahan PKL butuh proses panjang. Penataan PKL sudah dilakukan sejak 2005 namun karena pada saat itu lokasi relokasi tidak memiliki akses pintu luas yang menghubungkan dengan RSUP Sardjito, banyak pedagang yang akhirnya kembali ke jalanan.

Pada relokasi itu, banyak pedagang yang tidak menggunakan lahan relokasi sebagaimana mestinya. “Kalau dulu los yang ada malah digunakan untuk gudang. Saya harap yang sekarang jangan sampai terulang,” kata dia.

Advertisement

Saat ini, pihak rumah sakit bersedia membuka akses lebih lebar pada sisi utara sehingga akses pembeli ke pasar relokasi lebih mudah. Hal tersebut untuk mendukung internasionalisasi RSUP Dr. Sardjito. “Sekarang mereka [pedagang] sudah mau menempati lahan relokasi. Ada 92 pedagang,” jelasnya.

Pedagang membayar retribusi harian seperti tarif di pasar tradisional. Sementara untuk biaya sewa masih digratiskan.

Menurut Endah, para pedagang tersebut sudah bukan lagi PKL tapi disebut sebagai pedagang tetap. “Sudah tidak ilegal lagi,” tuturnya. Mereka bersedia membuat surat pernyataan bahwa tidak akan keluar lagi. Jika pedagang bersikeras ingin keluar maka akan diputus kontrak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif