News
Rabu, 30 September 2015 - 21:00 WIB

HARGA BBM : DPR: Tak Ada Alasan Harga BBM Tidak Turun, Termasuk Soal Rupiah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengisian bahan bakar minyak jenis Premium di SPBU. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Harga BBM bersubsidi tidak turun meskipun harga minyak dunia anjlok.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mengatakan harga BBM seharusnya turun karena harganya minyak dunia yang merosot hingga US$40-an per barel. Menurutnya, penghitungan harga BBM saat ini dilakukan enam bulan lalu ketika harga minyak mentah masih US$60 per barel.

Advertisement

Dia menghitung penurunan harga minyak sebesar 30%. Di sisi lain, pelemahan kurs rupiah tidak signifikan atau hanya 12%. Karena itu, pemerintah tidak punya alasan menahan harga BBM hanya karena kurs.

Lebih jauh, Kardaya meminta pemerintah tidak memberikan beban tambahan kepada rakyat untuk menanggung kerugian Pertamina dari bisnis penjualan solar bersubsidi dan Premium. “Kalau Pertamina rugi, ada mekanismenya sendiri, bukan rakyat yang diminta menanggung,” tegasnya.

Apalagi, menurutnya, Komisi VII DPR telah menawarkan penghematan subsidi akibat kebijakan pencabutan subsidi BBM dialihkan ke dana cadangan energi. Namun, Kementerian ESDM menolak usulan tersebut.

Advertisement

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, pemerintah memutuskan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi dan Premium mulai 1 Oktober 2015 hingga 31 Desember 2015 tidak berubah kendati harga minyak dunia terus merosot.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan tidak ada penurunan harga solar bersubsidi dan Premium per 1 Oktober. Harga kedua jenis BBM tersebut tidak mengalami perubahan. “Hari ini tidak ada penurunan,” katanya seusai Rapat Pimpnan di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (30/9/2015).

Dia menjelaskan harga jual Premium seharusnya mengalami sedikit kenaikan karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, namun pemerintah memutuskan tidak ada perubahan harga. Adapun harga keekonomian solar bersubsidi sedikit mengalami penurunan, namun pemerintah menetapkan tidak berubah. “Kita akan pilih datar saja,” tegasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif