News
Rabu, 30 September 2015 - 14:20 WIB

Agama Menjadi Kontrol untuk Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Agama diharapkan menjadi kontrol untuk perkembangan ilmu pengetahuan
Harianjogja.com, SLEMAN – Keberhasilan rekayasa genetika melalui teknologi cloning oleh Ian Wilmut terhadap seekor domba yang kemudian diberi nama Dolly menjadi terobosan dalam dunia kedokteran terjadi.

Terobosan ini membawa kemungkinan terhadap penelitian stem cell yang dilakukan Advanced Cell Technologies berhasil menciptakan embryo pertama manusia yang tidak menghasilkan bayi.

Advertisement

Dengan adanya penemuan ini sebaiknya agama-agama selalu merespon dan memberi arahan terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti teknologi cloning.

Kerena campur tangan agama akan membuat setiap penemuan baru ilmu pengetahuan dan teknologi akan dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia.

“Jangan sampai penemuan itu hanya akan menjadikan manusia sombong, sekadar melakukan karena memungkinkan diciptakannya, dan bisa jadi penciptaaanya justru akan menghancurkan eksistensi manusia dan alam ini,” kata Prof. Syafa’atun dalam orasi ilmiahnya saat Dies Natalis UIN Sunan Kalijaga yang ke 64 di Gedung Multipurpose, Selasa (29/9/2015).

Advertisement

Prof. Syafa’atun memaparkan, semua agama yang mengajarkan spiritualitas, telah memberikan penjelasan yang komprehensif. Oleh karenanya science dan agama dapat berhubungan lebih dekat, saling menyapa, untuk menghasilkan kualitas kehidupan di bumi ini semakin baik.

“Sebagai manusia, ilmuwan adalah partner Tuhan yang harus terlibat dalam penemuan ilmu pengetahuan dan penciptaan teknologi. Tentu saja untuk membuat bumi semakin sempurna. Namun di sisi lain, para Nabi utusan Tuhan dari semua agama punya posisi lebih tinggi dari para ilmuwan,” kata Syafa’atun.

Sementara Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. H. Machasin mengatakan kilas balik berdirinya IAIN Sunan Kalijaga, yang kini telah menjadi UIN Sunan Kalijaga. Peringatan dies Natalis ke 64 tahun ini menjadi momentum untuk bersyukur, sekaligus merefleksi.

Advertisement

“Bersyukur karena lembaga pendidikan tinggi Islam yang sejak berdirinya hingga sekarang terus berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekaligus mampu melakukan fungsinya mentransfer ilmu-ilmu keislaman, memelihara tradisi Islam dan melahirkan ulama,” jelas Prof. Machasin.

Dia berharap ke depan perlu ada pengembangan UIN Sunan Kalijaga yang lebih baik. Mengingat kompetisi antar perguruan tinggi yang semakin tajam dan tantangan lingkungan eksternal yang semakin kompleks.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif