News
Selasa, 29 September 2015 - 22:30 WIB

PERLAMBATAN EKONOMI : Bukan Paket Ekonomi, Tapi Insentif Pajak dan Turunkan Harga BBM

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivis KAMMI berdemo di Banten, Kamis (2/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Asep Fathulrahman)

Perlambatan ekonomi Indonesia dinilai tak cukup diatasi dengan paket ekonomi.

Solopos.com, JAKARTA — Kepala Ekonom PT BCA Tbk. David Sumual menilai paket kebijakan ekonomi September II yang dilansir pemerintah belum cukup menyuntikkan sentimen positif dalam jangka pendek kepada investor. Pasalnya, dampak dari rangkaian kebijakan tersebut baru bisa dirasakan dalam jangka menengah dan panjang.

Advertisement

David mengatakan dua kata kunci yang dibutuhkan untuk menghindarkan momentum pertumbuhan dari keadaan yang lebih parah, yakni pemulihan keyakinan pasar dan menjaga daya beli. Selain itu, mengutarakan pemerintah perlu lebih melihat kebutuhan pelaku pasar sekaligus memperbaiki manajemen kebijakan menjadi lebih taktis.

“Tetap saja, butuh waktu untuk, misalnya, memperpendek sistem perizinan di Kawasan Industri. Padahal yang dibutuhkan sekarang adalah bagaimana boost kepercayaan pasar dalam jangka pendek,” ujarnya.

Untuk itu, dia menyarankan agar pemerintah tidak mengumumkan paket kebijakan tahap ketiga. Setelah terpaan berbagai preseden global, dia menuturkan pemerintah harus memahami bahwa saat ini yang dibutuhkan oleh investor adalah pemulihan konfidensi dalam jangka pendek.

Advertisement

Sejalan dengan hal tersebut, dia menjelaskan sedikitnya ada dua hal bisa dilakukan oleh otoritas, khususnya pemerintah, yakni menurunkan tarif PPh Badan dari posisi saat ini rerata 25% menjadi lebih kompetitif dari negara-negara di kawasan.

Berikutnya, mempercepat pelaksanaan pengampunan pajak alias tax amnesty untuk memberi rasa aman dan memperluas basis pajak. Ketiga, adalah menjaga daya beli masyarakat secara luas, yaitu dengan cara menurunkan tarif bahan bakar minyak (BBM).

“Karena insentif pajak itu kan untuk yang formal. Untuk menjaga daya beli yang informal bagaimana? Ya turunkan harga BBM,” lanjutnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif