Soloraya
Selasa, 29 September 2015 - 15:15 WIB

BUNUH DIRI SRAGEN : Duh, Frustrasi Karena Sakit Menahun, Rebo Pilih Gantung Diri

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Bunuh diri Sragen, seorang kakek berusia 67 tahun nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri

Solopos.com, SRAGEN–Seorang kakek-kakek, Martorejo alias Rebo, 67, nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di pohon nangka belakang rumahnya di Dusun Karangnongko RT 012, Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Sragen, Selasa (29/9/2015) sekitar pukul 04.30 WIB.

Advertisement

Rebo diduga putus asa dan frustrasi dengan sakit komplikasi yang tak kunjung sembuh selama bertahun-tahun.

Peristiwa nahas itu diketahui kali pertama istrinya, Suratiyem, 70, saat membuatkan sarapan untuk suaminya seusai menunaikan Salat Subuh. Suratiyem bingung mencari Rebo karena tidak didapati di kamarnya. Suratiyem sempat mencari ke kamar mandi di belakang rumah. Dia pun tak menemukan sosok lelaki tua itu.

Begitu menengok ke arah kebun, Suratiyem terbelalak melihat tubuh suaminya tergantung di salah satu batang pohon nangka. Dia berlari ke rumah menantunya, Tri Widodo, 43, yang tinggal bersebelahan dengan rumah Rebo.
Setelah menerima kabar itu, Tri segera menyampaikan kejadian tragis itu ke Jagabaya Pungsari, Sulur, 33.

Advertisement

Rebo menggantung dengan seutas tali. Tim Polsek Plupuh dan Puskesmas II Plupuh datang ke lokasi kejadian dan menurunkan tubuh korban. “Dokter puskesmas sudah memeriksa kondisi korban. Gigi korban seperti menggigit sesuatu dan spermanya keluar. Dari visum luar tidak ada tanda-tanda penganiayaan hanya luka bekas jeratan tali pada leher korban,” ujar Kapolsek Plupuh, AKP Sudira, mewakili Kapolres Sragen AKBP Ari Wibowo saat dihubungi Solopos.com, Selasa (29/9/2015).

Kapolsek mengatakan korban sempat menjalani operasi hernia kali kedua. Motif bunuh diri korban itu, kata dia, karena frustrasi dan putus asa atas penyakitnya yang tak kunjung sembuh. “Jenazah kami serahkan kepada keluarga untuk pemakaman lebih lanjut,” katanya.

Kepala Desa Pungsari, Suparmin, mengatakan sakit yang diderita Rebo sudah cukup lama. Suparmin menyebut umur korban antara 75-80 tahun. “Korban memang sakit menahun dan frustrasi tak segera sembuh,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif