Soloraya
Senin, 28 September 2015 - 08:00 WIB

INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN SUKOHARJO : Proyek SDN Kadokan 2 Dinilai Mubazir

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah tukang sedang bekerja membangun SDN 02 Kadokan, Grogol, Sukoharjo, Rabu (27/11/2013) siang. Bangunan sekolah tersebut diproyeksikan sebagai tempat pengungsian korban banjir. ( Kurniawan/JIBI/Solopos)

Infrastruktur pendidikan Sukoharjo, dana pembangunan SDN Kadokan 2 dinilai mubazir.

Solopos.com, SUKOHARJO–Uang rakyat yang digunakan untuk membiayai proyek pembangunan SDN Kadokan 2, Grogol, Sukoharjo, lokasi II senilai Rp1,8 miliar dinilai mubazir. Sekolah yang dibangun pada 2013 dan 2014 itu tak layak untuk kegiatan belajar mengajar (KBM), karena kondisinya yang sangat memprihatinkan.

Advertisement

Pendapat itu disampaikan Anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, Martono, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (27/9/2015). Politikus Partai Nasdem itu menyebut pembangunan SDN Kadokan 2 lokasi II di Dukuh Plalan, Desa Kadokan, merupakan proyek gagal. Sebab, meski dibangun menggunakan dana hampir Rp2 miliar, bangunan sekolah tidak sempurna. Banyak bangunan baik yang dikerjakan 2013 maupun 2014 sudah rusak.
Ironisnya, setelah penerimaan siswa dibuka untuk kali pertama, sekolah hanya mendapat delapan siswa. Dia turut prihatin atas kondisi tersebut, namun Martono mengaku tak kaget. Sebab, dia sudah memprediksi hal itu bakal terjadi.

Menurut dia, sejak awal proyek yang dikerjakan Dinas Pendidikan (Disdik) itu salah perencanaan. Masalah yang menonjol mengenai pemilihan lokasi sekolah yang terletak di tengah areal persawahan dengan infrastruktur jalan tak memadai.

Dia tak habis pikir mengapa pengguna anggaran memilih lokasi di tengah areal persawahan yang jauh dari permukiman warga.

Advertisement

“Kalau jawabannya hanya di situ lah tanah kas desa yang bisa digunakan, itu jawaban tak masuk akal. Bukan kah bisa tukar guling lahan. Seharusnya Pemkab memilih lokasi yang strategis yang dekat dengan permukiman warga. Ini demi kemaslahatan masyarakat, jangan main-main. Yang dipakai ini uang rakyat. Kalau seperti sekarang ini ya mubazir,” kata Martono.

Dia pesimistis SDN Kadokan 2 lokasi II akan memiliki banyak siswa di tahun-tahun berikutnya. Dia memperkirakan jumlah siswa yang akan masuk di sekolah itu di tahun ajaran mendatang tak jauh berbeda dengan tahun ini.
Terlebih, kondisi sekolah yang hingga sekarang masih tak layak digunakan untuk KBM.

“Kalau setiap tahun kondisinya seperti sekarang, muridnya hanya delapan setiap kelas atau bahkan kurang, mau enggak mau siswa harus digabung. Sebab, aturannya jelas, kalau siswa kelas I-VI jumlahnya tidak sampai 60 orang harus digabung,” imbuh Martono.

Advertisement

Terpisah, Kepala SDN Kadokan 2, Joko Budi Priyanto, tak dapat berbuat banyak mengenai kondisi sekolaha yang memprihatinkan. Menurut dia, sekolah itu awalnya diharapkan bisa menjadi solusi untuk warga sekitar sekolah yang selama ini menyekolahkan anak mereka ke Joyotakan, Serengan, Solo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif