Jogja
Minggu, 27 September 2015 - 01:20 WIB

WISATA GUNUNGKIDUL : Sudah Masuk Jaringan Internasional, Bagaimana Pengembangan Geopark Gunungsewu?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Embung Nglanggeran di Kawasan ekowisata gunung api purba Nglanggeran, Dusun Nglanggeran Wetan, Nglanggeran. (Antarafoto)

Wisata Gunungkidul di Geopark Gunungsewu sudah masuk jaringan internasional

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Gubernur tiga kabupaten masing-masing Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan, ditantang memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan Geopark Gunungsewu (GGS) yang kini sudah go internasional.

Advertisement

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gunungkidul, Budi Martono pada Jumat (25/9/2015) mengungkapkan, dengan masuknya GGS menjadi bagian dari Global Geoparks Network (GGN), tanggung jawab menjaga dan mengembangkan GGS menjadi komitmen bersama tiga kabupaten dari tiga propinsi, yang disepakati dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pihaknya mengaku akan segera berkoordinasi dengan tiga Pemerintah Daerah, di Pacitan, Jawa Timur, yang dibahas antara lain strategi pengembangan GGS, menyusul telah diakuinya GGS oleh UNESCO ini. Jangan sampai, pengakuan internasional ini dicabut setelah selama empat tahun karena tidak ada upaya serius untuk menjaga geopark.

Advertisement

Pihaknya mengaku akan segera berkoordinasi dengan tiga Pemerintah Daerah, di Pacitan, Jawa Timur, yang dibahas antara lain strategi pengembangan GGS, menyusul telah diakuinya GGS oleh UNESCO ini. Jangan sampai, pengakuan internasional ini dicabut setelah selama empat tahun karena tidak ada upaya serius untuk menjaga geopark.

Pemkab Gunungkidul sendiri berharap ada upaya dari Pemda DIY untuk membuat desain ‘branding’ GGS di Bandara Adisutjipto Jogja.

“Hal ini untuk menarik wisatawan masuk ke Gunungkidul dan bisa melihat 13 geosite yang masuk dalam geo area Geopark Gunung Sewu,” urainya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono mengakui ada beban berat yang muncul dengan masuknya GGS menjadi jaringan internasional geopark.

Diantaranya adalah mempertahankan konservasi, edukasi dan juga peningkatan perekonomian warga masyarakat. Tiga hal ini yang harus dipertahankan, karena UNESCO akan menevaluasi setiap empat tahun sekali.

Saat ini, transfer pengetahuan kepada warga masyarakat di sekitar geosite dan warga masyarakat umum kaitannya dengan potensi yang bisa disampaikan ilmiah sangat penting.

Advertisement

Kesiapan warga menjadi tuan rumah bagi wisatawan mancanegara sangat penting untuk mendukung pengembangan geopark. Untuk tetap bisa menyambut kehadiran mereka dengan kesopanan khas jawa, perilaku jawa yang bisa memberikan kesan bagi wisatawan.

Ketika disinggung mengenai suport anggaran yang memang sangat besar, Hary mengaku hal ini akan dibicarakan dalam koordinasi. Rencananya, pemerintah tiga daerah baik kabupaten maupun provinsi akan hadir di Pacitan selama dua hari untuk membahas hal ini.

”Kalau strategi, jelas masing-masing daerah sudah memilikinya. Hanya saja memang butuh koordinasi mengenai konsep bersama menganggarkan untuk mempertahankan tiga prinsip geopark tersebut,” terangnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif