Lifestyle
Kamis, 24 September 2015 - 12:45 WIB

TIPS KESEHATAN : Aman Konsumsi Daging Kambing dan Sapi saat Idul Adha

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (istimewa)

Tips kesehatan kali ini menghadirkan cara aman menyantap daging kambing dan sapi saat Idul Adha.

Solopos.com, SOLO – Daging sapi dan kambing sering dihindari oleh penderita kolesterol dan darah tinggi. Dua jenis daging ini dipercaya akan menimbulkan masalah kesehatan. Benarkah?

Advertisement

Pendapat semacam ini tak sepenuhnya salah, namun ada pula yang mengatakan sebaliknya. Dokter RS Cipto Mangunkusumo, dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH mengatakan bahwa makan daging kambing ketika hari raya tentunya boleh-boleh saja, apalagi bagi mereka yang jarang merasakannya.

Dikatakan dr Ari, yang bermasalah adalah jeroan yang biasanya juga disantap pada saat yang sama. “Sebenarnya buat mereka yang sehat dan jarang makan daging maka makan daging kambing atau sapi saat hari raya kurban ini mustinya tidak ada masalah,” tutur dr Ari, dikutip Solopos.com dari Detik, Kamis (24/9/2015).

Cuma memang kadang kala selain daging kita juga mengosumsi lemak hewan tersebut dan juga termasuk jeroannya seperti hati, otak, paru, usus, limpa dari hewan kurban tersebut. Jeroan ini mengandung purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat kita. Ini yang akan menjadi masalah,” lanjutnya lagi.

Advertisement

Dilanjutkan dr Ari juga bhawa daging kambing dan sapi banyak mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh bisa meningkatkan kolesterol darah, apalagi jika disajikan sebagai gulai dengan santan dan kadar garam yang tinggi.

Hal senada juga dikatakan oleh dr Ahmad Fuady, MSc-HEPL, Kepala Klinik Dokter Keluarga (KDK) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kayu Putih. Ia mengatakan yang bermasalah bukanlah daging kambing atau daging sapi, namun cara penyajiannya.

dr Ahmad menjelaskan bahwa jika dibandingkan, daging kambing memang memiliki kadar kolesterol yang relatif lebih tinggi daripada daging sapi, namun tidak signifikan. Dengan catatan, kadar kolesterol dihitung ketika daging disajikan dalam bentuk plain.

Advertisement

“Tetapi, kecenderungan masyarakat menyajikan daging kambing secara ‘lebih tidak sehat’ dengan berkuah santan dan berminyak dalam bentuk gulai, tongseng dan lain-lain. Ini yang sebenarnya perlu diperhatikan,” pungkasnya.

Bagi Anda para diabetesi maupun non-diabetesi, santap makanan olahan daging tetap bisa dilakukan. “Pilih daging kambing yang lemaknya sangat rendah, misalnya daging bagian paha. Hindari daging yang banyak lemaknya,” ujar Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr Em Yunir, SpPD-KEMD.

Dr Yunir juga menyarankan sewaktu merebus daging, buang air rebusan yang mengandung lemak. “Waktu di rebus kan lemaknya keluar, yang putih-putih di permukaan air, nah itu di buang,” imbuhnya.

Dampingi juga berbagai asupan olahan santan dan daging kambing dengan makanan yang mengandung banyak serat, seperti sayur dan buah yang tinggi antioksidan. Jika Anda misalnya memilih buah apel, maka dianjurkan juga untuk dikonsumsi dengan kulitnya. Karena kandungan antioksidannya lebih tinggi di kulit, begitu juga dengan buah lain seperti anggur, pir dan stroberi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif