Soloraya
Rabu, 23 September 2015 - 15:40 WIB

KIRAB BUDAYA SOLO : 10 Klenteng Ikuti Kirab Dewa Bumi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mengarak arca Hok Tek Tjeng Sin di Solo, Minggu (7/9/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Kirab budaya Solo, rangkaian Hari Raya Tiong Ciu, ada 10 klenteng akan ikuti kirab dewa bumi.

Solopos.com, SOLO–Sebanyak 10 klenteng di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan mengikuti kirab Dewa Bumi (Fu De Zheng Shen), Minggu (27/9/2015). Kirab tersebut merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Raya Tiong Ciu atau perayaan pertengahan musim gugur.

Advertisement

Ketua Panitia Kirab Dewa Bumi, Cakra Wibawa dalam jumpa pers kepada wartawan, Rabu (23/9/2015), mengatakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Raya Tiong Ciu dimulai dengan upacara dan sembahyang yang diikuti umat Konghucu pada Sabtu (26/9/2015).

“Puncak perayaannya akan jatuh pada bulan 8 tanggal 15 Imlek, atau Minggu 27 September 2015 dengan digelar kirab Dewa Bumi,” katanya.

Ia mengatakan ada ratusan peserta yang akan mengikuti kirab Dewa Bumi. Peserta kirab terdiri atas pasukan pengibar bendera merah putih (Paskibra), drumband dan naga doreng, pokdarwis, Solo Batik Carnival (SBC), dan 10 klenteng dari beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ke-10 Klenteng ini di antaranya Klenteng Ke Mei Li Gubug, Klenteng Tjoe Hwie Kiong Rembang, Klenteng Kwan Seng Boen Semarang, Klenteng Ageng Asih Semarang, Klenteng Xiu Fa Thang Salatiga, Klenteng Po An Kiong Solo, Klenteng Lien Hwa Sie Semarang, Klenteng Cen Fo Zong Solo, Klenteng Hong San Kiong Gudo, dan Klenteng Gunung Kalong Ungaran.

Advertisement

Rute kirab mulai Klenteng Tien Kok Sie kemudian Jl. Jenderal Sudirman- Jl. Ronggowarsito- Jl. Keprabon Kulon- Jl. Slamet Riyadi- lewat PGS berbelok ke Jl. Kapten Mulyadi- Jl. R.E. Martadinata dan berbelok ke Jl. Cut Nyak Din- Jl. Ir. Juanda- Jl. Urip Sumoharjo dan kembali ke Klenteng Tien Kok Sie.

Perayaan ini, lanjutnya, ditujukan kepada Hok Tik Cing Sin (Dewa Bumi), sebagai ucapan syukur atas panen raya. Dewa Bumi dianggap sebagai Dewa pelindung para petani, lantaran menyangkut langsung dengan kehidupan para petani. Pemujaan Dewa Bumi ini merupakan gabungan dari pemujaan terhadap Dewa pengairan sawah, Dewa hama, Dewa penunggu rumah, dan Dewa Bumi tempat berpijak.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif