Soloraya
Rabu, 23 September 2015 - 00:40 WIB

KEKERINGAN KARANGANYAR : Pemkab Minta Penutupan Saluran Colo Diundur

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dam Colo butuh pengerukan sedimentasi terutama di saluran menuju lahan pertanian. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Kekeringan Karanganyar, penundaan penutupan itu untuk memberikan jaminan kepastian petani di sekitar saluran.

Solopos.com, KARANGANYAR–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar meminta penutupan saluran Dam Colo timur yang biasanya dilakukan pada 1 Oktober, ditunda hingga setidaknya pertengahan Oktober. Permintaan tersebut akan diajukan Pemkab secara resmi kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dan Perum Jasa Tirta.

Advertisement

Penjelasan tersebut disampaikan Wakil Bupati Karanganyar, Rohadi Widodo, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (22/9/2015).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengatakan permintaan penundaan penutupan saluran Colo untuk memberikan jaminan ketersediaan air bagi petani di kanan-kiri saluran.

“Kami minta penutupan saluran diundur supaya tanaman mencapai cukup umur,” tutur dia.

Advertisement

Langkah Pemkab menyikapi banyaknya petani yang telah menanam padi kendati ketersediaan air kurang. Fenomena tanam padi tersebut terjadi di Kecamatan Jaten, Tasikmadu, dan Kebakkramat.

Untuk memenuhi kebutuhan air, petani menggunakan sumur pantek. Rohadi menjelaskan Pemkab sudah berulangkali meminta petani di lahan yang minim air supaya tak menanam padi pada musim kemarau. Sebab bila petani nekat menanam padi bisa merugi lantaran tanaman mati atau tidak tumbuh optimal. Petani diminta menanam palawija.

Fenomena minimnya ketersediaan air menurut Rohadi juga terjadi di lahan pertanian Kecamatan Tawangmangu. Lahan pertanian di wilayah tersebut ditanami komoditas hortikultura, seperti sayuran dan buah. Kendati kekurangan air, hasil panen hortikultura malah bagus.

Advertisement

Di samping itu para petani bisa mendapatkan hasil yang optimal lantaran harga komoditas hortikultura sedang tinggi.
“Hasil panen cukup bagus dari sisi kuantitas maupun harga. Tapi biaya pengairan jadi lebih tinggi karena harus menyedot air pakai diesel,” kata dia.

Kepala Humas BBWSBS, Sukoco saat dihubungi Solopos.com menyatakan agenda penutupan saluran Colo merupakan tanggung jawab bersama Perum Jasa Tirta. Menilik perjalanannya selama ini, menurut dia, penutupan saluran selalu dilakukan di awal Oktober.

Tapi sebelum dilakukan penutupan saluran menurut dia pasti dilakukan musyawarah bersama pemangku kepentingan di sepanjang saluran. “Selama ini penutupan selalu di awal Oktober. Untuk waktu persisnya belum pasti. Saat ini sedang pendekatan kepada pemakai air,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif