News
Rabu, 23 September 2015 - 13:20 WIB

KAMPUS JOGJA : UGM Kembangkan Kelengkeng Super Sleman

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana simbolis serah-terima benih Kelengkeng Super Sleman di Dusun Gejayan, Condong Catur, Sleman belum lama ini. (JIBI/Harian Jogja/dok. UGM)

Kampus Jogja, UGM turut meningkatkan kualitas pertanian lokal.

Harianjogja.com, SLEMAN – Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada (FB UGM) memberikan sosialisasi dan penyerahan benih unggul kelengkeng di Dusun Gejayan, Condong Catur, Sleman belum lama ini. Benih yang diberi nama Kelengkeng Super Sleman ini diharapkan menjadi cirri kas tanaman hayati di Kabupaten Sleman atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Advertisement

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FB UGM, Budi Setiadi Daryono mengatakan budidaya kelengkeng sebagai jalan keluar akan keterbatasan lahan. Sebab kelengkeng ini memiliki hasil yang lebih banyak ketimbang jenis benih sebelumnya.

“Penenaman pohon dilakukan FB UGM bersama masyarakat setempat. Hal ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dalam melakukan penghijauan dimasyarakat dan hasilnya bisa langsung dinikmati pemilik lahan,” kata Budi di Kampus UGM, Selasa (22/9/2015).

Penanaman pohon ini menunjukkan bioteknologi lingkungan dapat membantu pencegahan kerusakan lingkungan, konservasi tanah, air, udara dan lingkungan sekitar. Sebab bioteknologi telah menjanjikan berbagai terobosan baru dalam berbagai upaya peningkatan produksi pangan.

Advertisement

“Bioteknologi melalui modifikasi pemberian hormon dalam bidang pertanian tentu saja dapat meningkatkan produksi pangan yang lebih bermutu sebagai pemenuhan nilai gizi penduduk,” tambah Budi.

Sejalan dengan pemikiran ini, bisa dilihat dengan perkembangan jumlah penduduk di DIY yang pada akhirnya telah mengeksploitasi sumber daya alam dan lingkungan. Kondisi ini menjadi ancaman serius terhadap ekosistem dan interaksi antara unsur biologis, yaitu mikroorganisme, tumbuhan dan hewan.

Dekan FB UGM, Prof. Dr. Suwarno mengatakan tidak hanya ekploitasi oleh manusia saja namun perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi biodiversitas yang ada. Terutama pada aspek ketersediaan sumber pangan akibat kenaikan suhu dan curah hujan.

Advertisement

“Bercermin dari masalah tersebut ini maka diperlukan kesadaran bahwa keanekaragaman hayati bukan warisan nenek moyang, namun titipan anak cucu yang mesti dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Saat ini kepedulian terhadap keberadaan keanekaragaman hayati sangatlah menurun,” jelas Suwarno.

Suwarno berharap penanaman pohon secara simbolis ini menjadi upaya peningkatkan kepedulian dan pelestarian masyarakat pada lingkungannya. Meskipun Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna yang sangta banyak namun semuanya akan segera punah jika tidak dikelola.

“Semua makhluk hidup bergantung pada lingkungan kehidupannya di biosfer, sehingga salah satu hal yang menjadi dasar pengetahuan biologi adalah keterkaitan organisme dengan lingkungan hidup dan habitatnya,” kata Suwarno.

Advertisement
Kata Kunci : Kampus Jogja UGM
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif