Soloraya
Selasa, 22 September 2015 - 13:40 WIB

KEKERINGAN BOYOLALI : Banyak Lahan Bera, Serapan Pupuk Minim

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Kekeringan Boyolali mengakibatkan serapan pupuk bersubsidi minim.

Solopos.com, BOYOLALI–Kelangkaan pupuk diperkirakan tidak akan terjadi di Boyolali tahun ini. Kemarau panjang yang berdampak pada banyaknya lahan bera, menyebabkan serapan pupuk di tingkat petani rendah. Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali merilis serapan pupuk berbagai jenis hingga Agustus baru mencapai rata-rata 50%-60%. Angka ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu dengan serapan pupuk mencapai 80%.

Advertisement

“Rendahnya serapan pupuk bisa terjadi karena pengaruh musim El Nino yang berdampak kemarau panjang sekaligus banyak lahan pertanian yang kekeringan. Dengan demikian, petani tidak menggarap lahannya alias di-bera-kan sehingga konsumsi pupuk juga berkurang,” papar Kepala Bidang Sarana Prasarana Perlindungan Tanaman dan Pasca Panen Dispertanbunhut Boyolali, Ibnu Sutopo, kepada Solopos.com, Selasa (22/9/2015).

Dia mencontohkan lahan pertanian di wilayah Boyolali utara saat ini banyak yang bera. “Lihat saja, stok pupuk di toko–toko di wilayah utara masih cukup melimpah,” kata Ibnu. Pengecer resmi pupuk di wilayah Boyolali utara  bahkan mengaku kesulitan menghabiskan stok pupuk.

Kondisi ini berbeda dengan wilayah Sawit, Banyudono, dan Ngemplak. Serapan pupuk di tiga wilayah tersebut terbilang normal.

Advertisement

“Petani di wilayah tersebut masih bisa berproduksi karena petani memanfaatkan lahan irigasi teknis sehingga tidak terpengaruh musim kemarau panjang,” jelas dia.

Lahan pertanian di Banyudono, Sawit, dan Ngemplak bisa ditanami padi tiga kali setahun karena sumber air mampu mengairi lahan pertanian yang ada.

Dengan rendahnya serapan pupuk, Dispertanbunhut mulai mendata kembali rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) petani hingga akhir 2015. “Kira-kira kebutuhan pupuk hingga akhir Desember bisa tercukupi atau tidak. Jika bisa tercukupi maka kami tidak akan mengajukan tambahan kuota pupuk ke Gubernur Jawa Tengah.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif