Jogja
Senin, 21 September 2015 - 16:20 WIB

PILKADES SERENTAK KULONPROGO : Warga di Lokasi Calon Bandara Merindukan Kades Pembawa Kerukunan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas TPS 2 di Dusun Monggangan, Desa Palihan, Temon memeriksa data pemilih, Minggu (20/9/2015). /Harian Jogja-Holy Kartika N.S

Pilkades serentak Kulonprogo menjadi harapan baru di desa yang menjadi calon lokasi bandara

Harianjogja.com, KULONPROGO- Pemilihan kepala desa secara langsung ternyata tidak disia-siakan warga Desa Palihan, Temon. Meski suasana kesenjangan masih terasa, namun warga tetap antusias menggunakan hak pilihnya untuk memilih kepala desa baru di wilayah itu, Minggu (20/9/2015).

Advertisement

Sejak ditetapkannya Kecamatan Temon, terutama Desa Glagah, Palihan, Jangkaran, Sindutan dan Kebonrejo sebagai lokasi pembangunan bandara, ketidakharmonisan antar warga mulai muncul di desa tersebut. Khususnya, di Desa Palihan yang sebagian besar wilayahnya akan terkena dampak pembangunan.

Meski siang semakin terik, warga dari beberapa dusun terus berdatangan ke beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) di desa ini. Demikian pula di wilayah TPS 2 yang notabenenya adalah wilayah yang sebagian besar penduduknya berada di lokasi calon bandara baru.

Sejumlah warga datang penuh harap ke TPS tersebut. Salah satunya Giyem, 48, warga Dusun Monggangan. Memang bukan kali pertamanya dia mengikuti acara demokrasi tersebut. Namun, dibalik nama calon kades yang akan dipilihnya, terselip harapan untuk desa ini. Dirinya, tak hanya berharap pemimpin desa yang dapat memberi teladan dan bijaksana,

Advertisement

“Paling penting bisa membawa desa ini kembali tenang dan rukun [warganya]. Semoga bisa menyatukan warga yang sekarang tidak lagi harmonis,” ungkap perempuan berkerudung ini saat ditemui di sela menanti giliran memilih.

Giyem menyadari, selama ini hubungan sosial dengan tetangganya tidak lagi seharmonis dulu. Sebelum adanya rencana pembangunan bandara, dirinya masih bisa merasakan kerukunan dengan para tetangganya. Namun, polemik pembangunan bandara telah melahirkan dua kubu masyarakat di desa tersebut.

Padahal, selama ini tetangga adalah keluarga terdekat di dalam kehidupan bermasyarakat. Suasana kerukunan yang selama ini dirasa adem ayem, dirasa semakin hilang dan luntur. Keinginan yang sama juga terbesit dalam hati Sailan, 58, yang juga merupakan warga Dusun Monggangan.

Advertisement

Pensiunan polisi ini berharap desa yang ditinggalinya itu mendapatkan pemimpin yang bijak. Selain itu, memiliki rasa tanggung jawab tinggi untuk mengayomi warganya. “Kalau ada konflik antar warganya, harus bisa menyelesaikannya dengan bijak,” jelas Sailan.

Sementara itu, Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) Martono menambahkan, pihaknya telah mengimbau pada warga dalam paguyuban itu untuk dapat menjaga diri dan menggunakan hak pilihnya. Dalam pilkades ini, Martono berharap, calon yang terpilih dapat menjadi pemimpin yang transparan.

“Selain itu, dapat menjadi pemimpin yang dapat menyampaikan sesuatu yang apa adanya, tidak ada intimidasi dan rekayasa,” imbuh Martono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif