Jogja
Minggu, 20 September 2015 - 18:20 WIB

PILKADA BANTUL : Anggota Panwaslu Mengaku Diintimidasi, Tim Sukses Calon Anggap Arogan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pilkada Bantul dicederai dengan adanya dugaan intimidasi tim sukses calon kontestan terhadap anggota panwaslu

Harianjogja.com, BANTUL- Puluhan anggota satuan tugas (Satgas) PDIP Bantul mendatangi rumah anggota panitia pengawas kecamatan (Pawascam) Sanden, menyusul insiden penganiayaan yang terjadi seusai kampanye pasangan calon (paslon) peserta pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sri Suryawidati-Misbakhul Munir, Kamis (17/9/2015) malam. Panwascam Sanden mengklaim terintimidasi.

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, anggota Panwascam Sanden Agus Santoso dianiaya seusai mengawasi kegiatan kampanye paslon nomor urut dua di Balai Desa Gadingsari, Sanden oleh orang yang diduga oknum satgas PDIP dan tim pemenangan paslon. Gara-gara Agus mengingatkan panitia acara, bahwa waktu kampanye harus berakhir Pukul 22.00 WIB. Kendati kasus ini telah dilaporkan ke polisi, Agus Santoso mengklaim dirinya tetap mengalami intimidasi.

Pada Jumat (18/9/2015) sore, puluhan anggota satgas PDIP mendatangi rumah korban penganiayaan itu di Dusun Ngentak, Murtigading, Sanden. “Saya waktu itu sedang tidak di rumah, tapi dari orang rumah dan tetangga bilang ada 20-an sepeda motor yang datang,” ungkap Agus Santoso, Sabtu (19/9/2015).

Ia mengklaim tidak tahu menahu maksud kedatangan puluhan anggota satgas partai berlambang Banteng itu. Namun secara tidak langsung tindakan itu menurutnya membuat kebebasannya menjalankan tugas sebagai pengawas Pemilu menjadi terancam. “Jelas merasa tidak nyaman, kalau terintimidasi ya iya,” ungkap dia.

Advertisement

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Bantul Aryunadi membenarkan puluhan anak buahnya mendatangi rumah Agus pada Jumat sore. “Kami hanya ingin menanyakan sesuatu, katanya Agus itu juga orang PDIP. Teman-teman mau silaturahmi saja,” ujar Aryunadi.

Ia balik menyalahkan Agus Santoso karena dianggap over acting saat bertugas di acara kampanye. “Dia itu arogan, saat juru kampanye berbicara dia memberi kode acara harus selesai. Kami tahu aturan mengenai jam kampanye itu,” paparnya.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Bantul Supardi justru menilai sikap arogan ditunjukan pihak pelaku lantaran memilih cara kekerasan ketimbang menyampaikan protes sesuai prosedur.

Advertisement

“Kalau memang panwascam salah, kan ada aturannya silakan layangkan protes sesuai aturan bukan main hakim sendiri dan arogan seperti itu,” tegas Supardi. Penganiayaan itu dinilai mencederai pemilu aman dan damai yang digaungkan berbagai pihak selama ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif