News
Minggu, 20 September 2015 - 02:20 WIB

KAMPUS JOGJA : KKN Internasional Ciptakan Prototype untuk Pemberdayaan Masyarakat

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Alat pengaduk dodol buatan peserta KKN Internasional dari Tim UPN beserta sebagian mahasiswa Singapura dan Jepang. (JIBI/Harian Jogja/Humas UMY)

Kampus Jogja yang menggelar KKN Internasional mengembangkan konsep design thinking

Harianjogja.com, SLEMAN – Sebanyak 59 mahasiswa yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional berhasil menciptakan ide unik dalam bentuk prototype dengan konsep Design Thinking. Prototype ini berguna untuk memberdayakan perekonomian masyarakat.

Advertisement

KKN ini diikuti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebanyak 16 mahasiswa, 23 mahasiswa Singapore Polytechnic (SP), 8 mahasiswa Kanazawa Institute of Technology (KIT), serta 12 mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN). KKN ini dilaksanakan di Dusun Kaliabu, Banyuraden, Gamping dan Pulesari Sleman.

Salah satu perwakilan KKN yang juga mahasiswa Hubungan Internasional UMY, Rico Bima Paksi mengatakan dalam menciptakan ide ini untuk memecahkan masalah di kedua dusun tersebut. Sejauh ini konsep design thinking bisa diketahui bagaimana pola pemberdayaan ekonomi pada masyarakat di sana.

“Dengan konsep kami bisa mengetahui permasalahan yang ada di dusun tersebut. Kalau menggunakan cara ini kami bisa mengetahui lebih banyak permasalahan di dusun tempat kami KKN itu,” kata Rico di sela-sela pameran prototype KKN Internasional di UMY, Kamis (17/9/2015).

Advertisement

Konsep design thinking ini dimulai dengan cara wawancara peserta KKN dengan warga di masing-masing dusun. Selenjutnya diadakan pengelompokan masalah hingga terciptanya sebuah ide yang cocok untuk dimanfaatkan oleh warga setempat.

“Temanya kami ambil tema terkait Isu-isu lingkungan, promosi wisata sungai dan desa, serta pengolahan sampah dan limbah (residu) di Dusun Kaliabu. Soal sampah tentu diharapkan nanti sampah itu bisa dijual lagi,” jelas Rico.

Peserta KKN Internasional dari UMY yang lain, Galuh Hikmah mengatakan, sebelum para peserta KKN Internasional terjun langsung ke masyarakat. Peserta yang telah lolos seleksi diharuskan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran terkait design thinking selama tiga minggu di Singapura.

Advertisement

“Selama di Singapura kami belajar teori, lalu diterapkan di Indonesia. Peserta dari Singapura dan Jepang dilebur untuk bergabung dengan tim UMY dan tim UPN yang selanjutnya diterjunkan langsung di dua dusun yang berbeda,” ungkap Galuh.

Supaya warga di Dusun Kaliabu dapat mengolah sampah dengan baik dan aman, tim KKN tersebut membuat mesin pengempes botol, alat pembuka tutup botol, alat pemecah kaca, hingga mesin pembersih sungai.

Berbeda dengan penjelasan di Dusun Pulesari yang banyak berbicara hasil perkebunan Salak. Warga setempat telah memanfaatkan buah Salah tersebut dengan membuat dodol salak.

“Jadi cara ini benar-benar melihat kondisi diwilayah masing-masing. Ide dari tim KKN ini lantas kami buatkan dalam bentuk prototype atau bentuk visualisasi dari permasalahan yang ada. Bentuk visualisasi tersebut telah dipamerkan di kampus UMY,” jelas Galuh.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif